Jumat, Februari 20, 2009

Renungan

DIBEBASKAN UNTUK MEMBEBASKAN
NEHEMIA 1:1-11

Pendahuluan:
Bacaan renungan hari ini berkisah seputar Nehemia – seorang tahanan akibat kekalahan Israel, tetapi diangkat/dipercaya menjadi juru minum raja Artahsasta – yag dipakai oleh Tuhan sebagai alat pembebasan bangsanya. Tugasnya yaitu memulihkan kehormatan Israel dengan jalan membangun kembali tembok Yerusalem sebagai simbol eksistensi kebangsaan. Nehemia sebenarnya sudah berada pada tingkatan hidup yang mapan di kerajaan Persia, sebagai juru minum raja, tetapi ia lebih menanggapi panggilan Tuhan untuk membebaskan bangsanya.
Kesetiaanya kepada Tuhan dibuktikan dengan kepekaan atas maksud Tuhan. Rasa kebangsaannya ditunjukan dengan mengambil bagian aktif memulihkan bangsanya. Intinya, Nehemia adalah orang bebas (merdeka), tetapi justru hak-hak kebebasannya dipakai untuk membebaskan bangsanya dari: penjajahan, kemelaratan, ketiadaan harga diri, dll.

Permasalahan:
Tidak jarang orang percaya dalam prakteknya tidak dalam kesadaran seperti yang ditunjukan oleh Nehemia. Mengklaim dirinya sebagai warga gereja/kerajaan Allah dan melepaskan diri dari tanggung jawab kemasyarakatan/kebangsaan. Misalnya: mengaku setia kepada Tuhan, tetapi tidak setia membayar pajak kepada pemerintah selaku wakil Tuhan. Mengaku taat kepada Tuhan, tetapi sering melanggar peraturan lalu lintas. Mengaku pengikut Kristus tetapi tidak pernah mau ambil bagian dalam melayani tubuh Kristus (jemaat). Mungkin masih banyak lagi contoh yang menjadi bukti ketidakseimbangan kita selaku orang percaya. Tema khusus dari renungan ini adalah: Dibebaskan untuk membebaskan. Tantangannya hari ini adalah: bagaimana caranya kita sebagai orang bebas – dibebaskan dari dosa oleh kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus – dipakai Tuhan untuk mewujudnyatakan Indonesia yang bebas dari kemiskinan, gizi buruk, sikap anarkisme, suap dan korupsi, dll? Juga tidak kalah pentingnya:
A. Membangun Kepedulian atas Masalah (ay. 2-3 dibacakan lagi)
Nehemia mendapat kabar dari Hanani bahwa bangsa Israel yang tersisa di Yerusalem ada dalam kondisi: (1) kesukaran besar dan (2) keadaan tercela. Kalah dalam perang dan menjadi jajahan bangsa besar dan makmur seperti Persia, tidak menjadikan mereka tertular dengan kebesaran dan kemakmuran, justru bangsa Israel ada dalam kesukaran besar. Kesulitan bahan makanan, tidak adanya fasilitas publik, tidak ada tempat tinggal, dll. Kondisi kedua adalah mereka dalam keadaan tercela. Nyawa mereka menjadi tidak ada harganya; kalau tidak mati karena pedang, mereka akan mati oleh karena kelaparan. Laki-laki menjadi budak, perempuan dengan mudah dinodai bangsa lain, anak-anak dan orang-orang tua (manula) terlantar.
Sangat mudah bagi Nehemia untuk angkat tangan dan tidak peduli dengan apa yang terjadi, toh ia sendiri hidupnya sudah sangat enak. Ternyata Nehemia tidak seperti itu, justru dalam kemapanan dan kemerdekaanya, ia tetap peduli atas masalah yang terjadi atas saudara-saudara sebangsanya. Ada banyak ancaman ketika ia peduli atas bangsanya, bukan hanya kemapanannya yang akan dicabut, bahkan nyawanya menjadi taruhan. Tetapi itu semua tidak menjadi alasan bagi Nehemia untuk tidak peduli atas nasib saudara-saudaranya.
Sekarang lihatlah saudara-saudara sebangsa kita yang sedang mengalami “kesukaran besar” dan berada dalam “keadaan tercela”. Sebut saja misalnya bencana banjir, longsor, lumpur Sidoarjo, bayi-bayi gizi buruk, ibu yang tega membunuh anaknya karena kemiskinan, anak-anak yang putus sekolah, tingginya tingkat kematian ibu hamil dan masih 1001 lagi masalah yang menimpa saudara-saudara kita. Mari kita bangun kepedulian atas mereka. Apakah kita hanya berpangku tangan menunggu Tuhan mengirimkan malaikat penghibur bagi mereka. Kita dimerdekakan oleh Tuhan bukan untuk dinikmati sendiri, tetapi untuk memerdekakan orang lain juga.
Demikian juga halnya dengan gereja kita. Apakah kita sudah mengambil sikap untuk peduli dengan pergumulan gereja ini? Ataukah kita datang, duduk, nyanyi, dengar khotbah, bayar persembahan dan pulang lagi sambil memikirkan masalah sendiri saja. Mulailah untuk peduli dengan pergumulan-pergumulan yang dihadapi oleh gereja. Resapilah pergumulan-pergumulan ini bukan hanya tugas pendeta atau majelis saja, tetapi milik kita semua sebagai warga gereja. Tuhan mempercayakan gereja ini ada bukan hanya kepada pendeta dan majelis tetapi kepada semua kita. Jadi mulailah untuk peduli dengan pergumulan gereja.

B. Menyumbangkan Karya atas Masalah (ay. 4-11 dibacakan ayat 4 saja dan rangkuman ayat 5-11)
Langkah awal yang diambil oleh Nehemia adalah menangis dan berkabung serta doa dan puasa. Pemahaman Nehemia tentang Israel sebagai umat Allah membuat ia menangis dan berkabung, tetapi ia sadar bahwa ada Allah yang adalah pemenang Israel (Israel berasal dari bahasa Ibrani: Allah adalah pemenang) membuatnya berdoa dan puasa memohon pertolongan Tuhan. Isi doanya memperlihatkan (1) keyakinannya akan kuasa dan kebesaran Tuhan (ay. 5); (2) keyakinannya bahwa Tuhan senantiasa mendengar dan memperhatikan seruan umat-Nya (ay. 6); (3) Kesadaran atas dosa dan pemberontakan kepada Tuhan (ay. 7-8); (4) Kasih setia Tuhan yang kekal atas umat (ay. 9-10).
Pada pasal-pasal berikutnya kita dapat melihat dengan jelas sumbangan-sumbangan karya Nehemia atas bangsanya. Misalnya saja: membawa masalah bangsanya kepada raja Artahsastra dan kelompok birokrat (psl. 2:2-7), mempersiapkan segala keperluan pembangunan (psl. 2:8), observasi lapangan (psl. 2:12-15), mempersiapkan panitia pembangunan (psl. 2:17-18), membangun tembok kota (psl. 3), membangun rasa percaya diri atas bangsanya (ps. 4), dst.
Sekarang, bagaimana dengan kita? Apakah langkah konkrit kita? Apakah kita sudah menyumbangkan karya atas bangsa ini? Ada banyak karya yang dapat kita sumbangkan atas masalah-masalah bangsa ini. Misalnya sedapat mungkin tidak membuang sampah sembarangan, menyisihkan sebagian harta milik kita sebagai bantuan sosial, membagikan pakaian bekas pada yang membutuhkan daripada numpuk dilemari pakaian, dll.
Demikian juga dengan gereja kita. Jangan selesaikan langkah hanya pada level peduli saja, tetapi mulailah untuk menyumbangkan karya bagi pelayanan gereja. Sadarlah akan penggilan kita sebagai Imamat yang Rajani (1 Pet.2:9); giatlah dalam persekutuan jemaat (Ibr. 10:25);hasilkanlah buah Roh (Gal. 5:22). Tuhan telah menganugerahkan talenta, bakat dan karunia kepada masing-masing kita, marilah mulai menggunakannya itu untuk melayani-Nya

Penutup
Sama seperti Nehemia yang dalam kesadarannya sebagai orang merdeka/bebas dan menggunakannya untuk melayani Tuhan dan bangsanya. Demikian jugalah panggilan itu berlaku atas diri kita. Biarlah anugerah Allah yang telah membebaskan kita dari dosa dapat kita responi dengan melayani Tuhan, gereja-Nya dan bangsa ini. Tuhan akan memakai kita semua, asal kita senantiasa ingat untuk:
1. Membangun Kepedulian atas Masalah
2. Menyumbangkan Karya atas Masalah
Dengan demikian nyatalah sudah bahwa kita dibebaskan untuk membebaskan. Terpujilah Tuhan, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar