Kamis, April 30, 2009

Perjanjian Baru


Perjanjian dalam arti Ibrani adalah makan bersama-sama sebagaimana rasa setia kawan. Perjanjian yang Allah buat dengan orang-orang pilihan Allah, berupa sebuah kesepakatan bersama yang telah ditetapkan dalam alam pikiran dan perasaan yang telah disamakan. Beberapa kata yang menunjuk kemasa depan. Isi seakan-akan menunjuk kebelakang dengan memaklumkan bahwa Mesias yang akan datang, dan kata perjanjian baru menunjukan berita dan kesaksian yang hendak disampaikan kepada orang Israel dan bangsa-bangsa lain.
Bangsa Israel adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk, melakukan apa yang jahat dimata Tuhan, itulah sebabnya bangsa Israel dihukum oleh Tuhan melalui bangsa-bangsa lain dan mereka dibuang kenegeri-negeri asing. Namun demikian Allah mengasihi mereka, kasih karunia Allah tetap berlaku, melalui pemulihan dan keselamatan. Pemulihan tersebut adalah perjanjian baru bagi bangsa Israel mengenai hukum Taurat. Hukum Taurat disitu adalah bahwa Allah akan menaruh tauratnya ke dalam bathin bangsa Israel dan menuliskan Taurat tersebut kedalam hati bangsa Israel, sehingga Allah akan menjadi Allah bangsa Israel dan bangsa Israel menjadi umatNya.
Yeremia adalah salah satu nabi yang diutus Tuhan kepada bangsa Israel, yang menutup telinga dan mata, sehingga menjadi buta dan tuli terhadap amanatNya. Dosa-dosa mereka telah membelenggu hati mereka, sehingga buta dan tuli.
Dosa yang sangat fatal yang mereka buat adalah menyembah berhala, korupsi. Itulah sebabnya maka berita yang disampaikan oleh nabi Yeremia, sebagian besar berupa berita penghukuman. Bangsa Isarel telah mengecewakan hati Allah karena telah melanggar dan mengingkari perjanjian denganNya. Walaupun tertutup tirai kegelapan penghukuman-penghukuman, namun senantiasa bercahaya dan berulang-ulang memancarkan cahaya sinarnya yang gilang gemilang dalam janji-janjiNya yang menakjubkan, melalui kasih yang kekal.
Kasih yang kekal dinyatakan lewat perjanjian baru yang terdapat dalam Yeremia 31:1-40, yang merupakan kelanjutan dari perjanjianNya dengan leluhur-leluhur Israel (Yer. 31:3), karena perjanjianNya yang diberikan telah diingkari oleh bangsa Israel (Yer. 31:3). Perjanjian baru yang diberikan bukan mau merombak atau menghapus perjanjian yang telah diberikan kepada leluhur-leluhur Israel, tetapi perjanjian ini lebih bersifat pribadi, yaitu dengan menyimpannya dalam hati masing-masing umatNya.
Perjanjian yang berdasarkan anugerah dan bukan Taurat.
Disinilah pertama kalinya pengumuman akan pengikatan suatu perjanjian baru yang dibuat Tuhan dengan bangsa Yehuda dan Israel (Yer. 31:31). Pasal ini adalah salah satu pasal yang menarik dalam nubuat perjanjian lama, Yeremia berkata melalui firmanNya: keselamatan tidak mungkin dapat dicapai hanya dengan berbalik pada tata lama yang berdasakan perjanjian Musa. Tuhan memperlihatkan kepadanya bahwa, Dia akan menyediakan suatu perjanjian baru yang berdasarkan anugerah bukan Taurat.
Pemberontakan yang tidak berterima kasih disebabkan oleh dosa, yang telah melekat kedalam kehidupan manusia, seperti macam tutul atau warna kulit orang Etiopia (Yer. 12:23). Tidak ada pemecahan dangkal yang dapat membersihkan pemujaan berhala dan korupsi yang terang-terangan, bahkan reformasi Yosia yang ckup luas jangkauannya belum mencapai tujuannya dengan sempurna. Bangsa Israel terkungkung dalam kegelapan yang tidak mungkin akan keluar dari kegelapan tanpa pertolongan Allah.
Berita yang membawa pengharapan muncul pada waktu bangsa Israel menghadapi masa-masa yang paling gelap. Pada saat segalanya tampak menuju kemusnahan mutlak, Allah menjanjikan suatu masa depan yang penuh pengharapan bagi umatNya. Mereka akan diselamatkan (30:10, dst), dan dipulihkan (ay. 18). Orang-orang akan kembali dari pembuangan ketanah air mereka dengan sukacita (Yer. 31:7, dst). Perjanjian baru akan menggantikan perjanjian lama yang telah mereka langgar.
Adapun berita kelepasan dan pengharapan yang diberikan Allah kepada bangsa Israel adalah:

Restorasi Perjanjian
Bangsa Israel melakukan apa yang jahat dimata Tuhan, meninggalkan Tuhan Allah dan menyembah allah-allah lain, mempersembahkan korban bakaran kepada berhala-berhala. Dengan perkataan lain, kekrobrokan moral dan spiritual mereka sangat nyata, mulai dari pemimpin sampai kepada rakyat jelata sekalipun. Bangsa ini perlu pertolongan agar mereka dapat keluar dari lingkaran dosa yang seakan-akan tidak ada jalan keluarnya lagi. Perjanjian di Sinai telah mereka langgar, namun demikian karena kasihNya yang kekal, Allah menyatakan restorasi perjanjian. (ay. 31-33).
Perjanjian baru muncul dalam Perjanjian Lama khususnya Yeremia 31:31-33, untuk membuktikan bahwa pola dan peraturan agama yang ditetapkan Allah melalui Musa tidak lagi berlaku, dalam arti dosa idak ditanggung secara bersama-sama, seperti dengan Yeremia 30-31 dan Yehezkiel 18:1-4, yang mengungkapan: Buah anggur masam membuat gigi anak-anak ngilu; melainkan dosa ditanggung secara individual. Perjanjian baru menekankan kepada bangsa Israel bahwa hukum Taurat sendiri tidak berkuasa menguatkan orang sehingga menaatinya.
Seperti perjanjian yang lama, perjanjian yang baru juga diprakarsai oleh Tuhan (ay. 31), suatu ungkapan dari kekuasaanNya. Restorasi perjanjian baru dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus, yang mengharuskan adanya perjanjian itu. Dalam pemulihan perjanjian yang merupakan kelanjutan dari perjanjianNya kepada nenek moyang Israel (Yer. 31:31), Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkn kasih setiaKu kepadamu. Kasih setia yang telah melepaskan bangsa Israel dari dosa-dosa mereka dan mendapat suatu anugerah. Anugerah Tuhan yang melepaskan bangsa Israel dari pedang Firaun (Kel. 14:6-14), dan memberikan kasih kasrunia pada hari-hari mereka dipadang gurun.

Isi Perjanjian
Perjanjian baru yang Allah buat kepada Yeremia untuk bangsa Israel dan semua bangsa, Yeremia 31:31-34. Sastro Soediredjo dalam buku yang berjudul menggali isi Alkitab mengatakan bahwa: kasih yang kekal, walaupun tertutup oleh tirai kegelapan dan penghukuman-penghukuman, namun senantiasa bercahaya dan berulang-ulang memancarkan sinarnya yang gilang-gemilang dan janji-janji yang menakjubkan.
Dan isi perjanjian baru tersebut adalah:
Perjanjian itu bersifat pribadi dari pada janji perkawinan yang dengan terang-terangan telah dilanggar oleh Israel, perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka (Yer. 31:32).
Perjanjian itu ditulis dalam hati mereka yang menjadi sumber kejahatan, bukan lempengan batu (ay. 33).
Perjanjian itu menghasilkan pengenalan yang benar akan Allah, Taurat baru mencakup kepatuhan penuh dan persekutuan yang kaya tidak membutuhkan pengajaran manusia (ay. 34).
Perjanjian itu menjamin pengampunan sepenuhnya terhadap dosa-dosa yang mendatangkan penghukuman (ay. 34).

Pengampunan dosa (ay. 34)
Perjanjian baru telah diberikan kepada umat Israel bahkan isi dari perjanjian telah ditulis yaitu untuk memperbaharui kehidupan mereka. J Wesley Brill berkata sebagai berikut: Maksud Allah dengan perjanjian yang lama, yaitu hal mereka tidak setia kepada perjanjianKu. Tuhan berkehendak agar perjanjianNya itu diterapkan dan diletakkan dalam hati dengan pimpinanan RohNya, telah dikatakan sebelumnya bahwa bangsa Israel dihukum oleh Allah karena dosa dan pelanggaran yang mereka lakukan baik dibidang moral maupun dibidang spiritual. Namun dibalik hukuman itu, kasih Allah tetap berlaku bagi bangsa Israel. Kasih setia Allah kepada bapa-bapa leluhur, dinyatakan melalui bangsa Israel.
Salah satu contoh yang diberikan kepada bapa-bapa leluhur adalah Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel (Kel. 19:4-6).
Allah bukan saja hanya memberikan perjanjian baru, tetapi juga menyediakan pengampunan (Yer. 31:34). Dalam perjanjian itu menjamin pengampunan sepenuhnya terhadap dosa-dosa yang mendatangkan hukuman. Janji sudah digenapi, perjanjian baru akan diikat dengan darah penebusan. Tapi segala kasih karunia yang tersedia dalamnya barulah akan diberikan kepada bangsa Israel, apabila mereka memandang kepada Dia yang telah mereka tikam (Zak. 12:10), dan mengakuinya sebagai Juruselamat dan Raja mereka.
Perjanjian yang Allah berikan tidak saja hanya berlaku bagi bangsa Israel dan Yehuda, namun perjanjian itu juga berlaku kepada semua bangsa. Orang Israel pada masa itu tidak mengerti akan perjanjian yang telah mereka buat, sehingga Allah mengadakan perjanjian baru dengan bangsa-bansa lain. Perjanjian lama telah berlalu menurut kehendak Allah.
Warren W. Wiersbe dalam bukunya mengatakan bahwa: Allah menjanjikan sebuah perjanjian baru bagi umatNya, tetapi berkat-berkat dari perjanjian itu terdapat dalam Anak Allah. Yesus Kristus adalah pengantara dari perjanjian yang baru. Pada zaman sekarang orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi sudah dilahirkan kembali yang merupakan anggota tubuh Kristus, ikut ambil bagian dalam perjanjian baru yang sudah dibayar melalui kayu salib. Sekarang berkat-berkat perjanjian dapat dialami oleh setiap orang secara pribadi. Apabila TuhanYesus datang didalam kemuliaan untuk menebus bangsa Israel, maka berkat-berkat perjanjian baru akan dapat dialami bangsa yang selalu dikepung dan dikelilingi oleh bangsa-bangsa lain.
Berdasarkan sifat dasar dari perjanjian baru itu, maka dapat disimpulkan bahwa penggenapannya adalah pada waktu yang menunjuk pada masa yang akan datang pada zaman Yeremia dan sifatnya adalah didalam bathin manusia dan posisinya diperoleh dari Tuhan sendiri. Yeremia 31, akan digenapi pada kedatangan Kristus yang kedua kali. Darah Yesus Kristus disebut sebagai fondasi dalam perjanjian itu.

1 komentar: