Senin, April 20, 2009

Kristus telah dibangkitkan - Selamat Paska!!!


... 14 Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu... 17 ... dan kamu masih hidup dalam dosamu. 18 Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. 19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. 20 Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. 21 Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia (Adam), demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (1 Korintus 15:14, 17, 18, 19, 20, 21)


"Apa yang loe tahu tentang Yesus?" tanyaku suatu kali kepada Dedi, saat pulang berjalan bersama dari sekolah. Saat itu, tengah hari mulai beranjak masuk pukul 1 siang. Puluhan siswa-siswi bergerombol bergegas pulang di depan pintu gerbang SMA ku. Aku masih duduk di bangku SMA kelas 2. Aku juga belum tahu banyak tentang iman pada Kristus sebab boleh dibilang aku hanyalah seorang anak laki-laki yang dibesarkan dalam keluarga Kristen.
Aku ingat beberapa peristiwa di masa SD dan SMP saat Paskah dirayakan di sekolah minggu. Waktu itu, ada perayaan Paskah Subuh jam 5 pagi. Pagi masih remang-remang saat aku dan teman-teman sekolah minggu yang lain duduk menunggu instruksi dari guru sekolah minggu sebelum ibadah dan lomba mencari dan menghias telor Paskah dimulai. Yah, masa kanak-kanak yang tak terlupakan, meski saat itu aku belum mengerti apa arti Paskah dan mengapa Kristus mati di kayu salib.
Sambil melangkah santai, Dedi menjawab singkat, "Yang disalib itu bukan Nabi Isa, itu orang lain yang menyamar jadi Nabi Isa." Entah mengapa yang dia jawab justru peristiwa penyaliban. Aku menoleh ke arahnya sementara hatiku tiba-tiba menjadi sedih. "Darimana dia mendapat kabar tentang itu? Mengapa jawaban itu yang selalu terlontar dari bibir orang-orang yang pernah kutanyakan?"
Mereka menyimpan dalam hati mereka bahwa Yesus tidak pernah mati dan dibangkitkan. Yesus tidak pernah menderita, disiksa, dan disembelih sebagai Anak Domba Allah. Mereka menaruh percaya bahwa Yesus diangkat ke surga sebelum ditangkap oleh prajurit Romawi. Entah darimana mereka mendengar kabar itu?
Ironisnya, jawaban itu juga aku dapat dari bibir orang-orang 'Kristen' yang memilih diperhamba dunia, menaruh percaya pada hal-hal lahiriah dan filsafat dunia. Mereka sudah mendengar dan (sempat) percaya tentang Kristus, tetapi buah kehidupannya justru meremehkan dan menjual imannya kepada Kristus. Atas nama cinta, Kristus ditinggalkan. Atas nama uang, jabatan dan kekuasaan, Kristus digadaikan.
Mungkin, di balik jawabannya itu, Dedi dan orang-orang itu ingin menyampaikan pesan bahwa iman pada Yesus adalah sia-sia sebab Ia tidak pernah disalibkan, mati, dan dibangkitkan. Sama seperti apa yang pernah Rasul Paulus katakan bahwa kita adalah adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia karena menaruh percaya dan harapan pada Yesus Kristus. Kita terhitung dalam golongan orang fasik yang semakin fasik karena percaya pada 'Tritunggal', bertuhankan 'manusia', dan bertuhankan 'orang lain yang mirip Yesus' yang mati tergantung hina di kayu salib.
Tetapi puji syukur kepada Allah, yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia (Adam), demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Saat Adam, manusia pertama jatuh dalam dosa, seluruh generasi setelah Adam mewarisi dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Tidak ada satu manusiapun yang layak di hadapan-Nya. Ratusan bahkan ribuan tahun lamanya, manusia bertobat dari dosa-dosanya dengan cara menyembelih hewan korban domba sebagai simbol penebusan dosa. Tetapi manusia tetap jauh dari Allah dan Allah tidak bisa didekati.
Hingga hari yang telah ditentukan-Nya, Kristus lahir ke dunia, Tuhan yang menjadi manusia, memberitakan kabar baik bahwa Tuhan mengasihi manusia ciptaan-Nya. Dia menceritakan tentang surga dan kasih Bapa-Nya. Dia menyingkapkan kebenaran surgawi meruntuhkan kebenaran-kebenaran buatan manusia. Dia adalah Kasih dan melalui Dia kita bisa mengenal dan merasakan bahwa Tuhan sangat mengasihi kita. Dia tidak mati dan tidak jauh. Dia dekat dalam hati dan menyertai kita hingga kesudahan jaman. Bahkan dia mati tergantung di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Itulah bukti cinta-Nya kepada manusia dengan memberikan diri-Nya sendiri sebagai korban sembelihan.
Sama seperti satu manusia Adam jasmani jatuh dalam dosa, oleh satu manusia Adam rohani pulalah kita diperdamaikan dengan Allah yaitu Yesus Kristus. Manusia tidak perlu lagi takut menghadap-Nya, takut pada maut, dan berharap Ia berkenan terhadap hewan korban sembelihan yang dipersembahkan kepada-Nya, sebab lewat Kristus, korban Anak Domba Allah, manusia diperdamaikan kembali sebagai ciptaan baru dimana kutuk dosa dan kutuk maut tidak lagi menguasainya. Terpujilah Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar