Senin, Maret 30, 2009


Yesus Segala-galanya …
Kolose 1:13 – 20



Minggu-minggu ini tergolong sebagai minggu pra-paska, kurang lebih 20 hari lagi kita memperingati paska. Paska adalah perayaan terpenting dalam tahun liturgy Kristen. Paska menjadi penting karena dititik itulah Yesus bangkit dan menjadi suatu propaganda kemenangan Allah atas dosa dan maut. Sehingga membicarakan paska berarti membicarakan Yesus Kristus, Tuhan kita, dan memang Yesus Kristus adalah pribadi yang sangat menarik untuk dibicarakan.
Beberapa tahun belakangan ini paska menjadi lebih menarik dan seru akibat munculnya penemuan-penemuan baru perihal Yesus. Misalnya saja: The Da Vinci Code, Injil Barnabas, Injil Thomas, Injil Yudas, Injil Maria Magdalena. Sebenarnya masih banyak lagi temuan-temuan yang lainnya yang mencoba melihat sisi lain dari Yesus. Misalnya penemuan makam keluarga Yesus, bukti pernikahan Yesus dengan Maria Magdalena, dll.
Di atas semuanya itu, ada upaya sistematis bahkan dari kalangan teolog yang berupaya mencapai popularitas dengan cara menyimpangkan pemahaman mengenai Yesus yang benar. Jelas saya akan menjadi pembicara popular apabila saat ini menulis dengan judul: Yesus bukan Tuhan, tetapi itu berarti menutup semua kebenaran sejati tentang Yesus yang adalah segala-galanya. Oleh karena itu, renungan ini berjudul: Yesus Segala-galanya…
Rasul Paulus adalah salah seorang yang erat hubungannya dengan Yesus, sehingga pemaparannya tentang Yesus adalah paparan berharga dan layak dipercayai. Paulus menulis banyak perihal Yesus dan salah satu diantaranya ada dalam Kolose 1:13-20. Harapannya satu, supaya kita tetap menjadikan Yesus sebagai yang pertama dan satu-satunya dalam hidup kita. Yesus adalah penampilan/penyataan diri yang paling jelas dari Allah, sebab Ia adalah Allah sendiri.

Yesus adalah Allah yang Menyediakan
Dunia telah menjadi alat yang efektif bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Lihatlah produk yang banyak dijual dipasaran, mulai dari yang sifatnya primer sampai tersier. Dampaknya adalah hidup manusia menjadi sedemikian mudahnya. Untuk mengganti siaran tv saja sudah tidak perlu lagi menekan panel chanel tv, cukup menekan remote dari sofa empuk. Untuk menyeduh teh atau kopi, tidak perlu merebus air, cukup tekan tombol on pada dispenser.
Seorang bapak gereja pernah berujar:”Tuhan telah menciptakan hati manusia sedikit lebih besar dari dunia, sehingga ketika seluruh dunia dimasukan dalam hati maka masih tersedia ruang kosong dalam hatinya. Artinya apapun produk yang diciptakan dunia, tetap tidak akan mampu memuaskan segala kebutuhan manusia. Manusia memerlukan Yesus, karena hanya Yesuslah yang sanggup menyediakan segala kebutuhan manusia. Ia adalah Allah yang menyediakan kelepasan dari kegelapan, memindahkan kita dalam kerajaan-Nya serta menyediakan penebusan atas dosa kita (ay. 13-14).
Yesus secara tuntas mengerjakannya bagi kita. Ia telah mengeluarkan dan menyelamatkan kita dari kuasa kerajaan kegelapan. Kegelapan menyebabkan semuanya menjadi tidak terlihat, sehingga kita dengan nyamannya mandi di tengah kubangan kotoran. Kegelapan menyebabkan semuanya berjalan lambat, sehingga kita letih berjalan namun tidak pernah mencapai tujuan hidup sebenarnya. Kegelapan menyebabkan ketidak tepatan, sehingga berkat-berkat Allah gagal menjadi milik kita. Perhatikanlah betapa ruginya hidup dalam kegelapan itu. Jangan biarkan kenyamanan sementara dalam kegelapan menjauhkan hidup mulia yang seharusnya menjadi hak kita.
Kematian-Nya di kayu salib telah mengerjakan semua penebusan yang diharuskan di hadapan Allah. Ia telah menjadi pengganti, pemuas, penyelesai, penyempurna, dan itu tuntas. Sembari berkata “sudah selesai” demikianlah Ia tuntas mengerjakan semuanya bagi kita. Dosa yang dimulai dari Adam sampai dosa yang akan masih muncul nantinya semuanya telah dibayarkan lunas. Ia membayarnya dengan harga yang paling mahal, penawaran tertinggi sampai-sampai Bapa sendiri tidak dapat membantahnya. Dengan demikian Yesus telah menyediakan suatu hubungan baru dengan Allah, kehidupan dalam kualitas baru, masa depan dalam kerajaan yang baru, yaitu kerajaan Allah. Semuanya telah tersedia di dalam Dia, jadi selamat menikmati.

Yesus adalah Allah yang tak terbantahkan
Banyak sekali sanggahan terhadap keilahian Yesus, bahkan sampai sekarang pun masih terus bermunculan buku-buku yang meragukan ke-Allahan-Nya. Keraguan datang mulai dari kalangan akademisi sampai kelas buta huruf, dari kaum religi sampai abangan, dari penguasa sampai jelata, dari sana sampai sini.
Paulus sangat menyadari polemik ini. Sejak awal ia sudah memberikan apologi perihal keilahian Yesus. Baik dari penalarannya sampai pengalamannya, dari khotbahnya sampai percakapan hariannya, dari saat kerja sampai beristirahat, dari perjalanan sampai pemenjaraannya, dari tobatnya sampai matinya, dari sana sampai sini.
Saat ini mari kita telusuri salah satu apologi Paulus dalam ayat 15-17. Paulus menulis bahwa “Ia adalah”, sebuah aklamasi dan affirmasi bahwa hanya Yesus saja, tidak ada yang lain, tidak ada duanya, hanya satu-satunya dan tak tergantikan yang sesunguhnya image Allah. Melihat Yesus berarti melihat Allah, berjumpa Yesus berarti berjumpa Allah, mempercayai Yesus berarti mempercayai Allah; kontrasnya, menolak Yesus berarti menolak Allah. Ini bukan saja hasil dari penelusuran nalar terhadap ungkapan “Ia adalah” tetapi menjadi landasan iman yang telah diteruskan dan diturunkan berabad-abad, bahkan jutaan nyawa telah hilang untuk mempertahankan kebenaran ini. Semakin banyak pihak yang meragukan bahwa Yesus adalah Allah, Ia [tetap] adalah Allah.
Dunia berusaha untuk menutupi kebenaran ini, karena illah dunia adalah berhala. Orang-orang yang menolak kebenaran bahwa Yesus adalah Allah sesungguhnya sedang berjuang melawan Allah, menjadi musuh Allah dan mereka adalah sekutu antichrist. Sejarah dunia menjadi bukti bahwa Ia adalah Allah, bukankah sejarah adalah cerita tentang Allah, His-Story. Dunia berupaya untuk menggagalkan kebenaran ini karena dunia sedang ada dalam perjanjian kenikmatan sesaat yang ditawarkan setan. Dunia hanya melihat kesementaraan tetapi kebenaran melihat keabadian. Kebenaran itu adalah Allah. Allah sungguh-sungguh nyata hanya dalam Yesus saja.

Yesus adalah Allah sumber Pengharapan
Semua orang-orang hebat berakhir dalam kematian, gelap, sendiri, terpisah, tidak produktif dan mungkin sia-sia. Sungguh jauh berbeda dengan kematian Kristus. Kematian yang justru mendatangkan kehidupan. Hidup bagi diri-Nya tetapi juga hidup bagi mereka yang mempercayai-Nya. Hidup bukan hanya dalam ide, symbol, gambaran, cita-cita, tetapi hidup yang sempurna. Seperti sebuah puzzle yang selesai penuh terisi. Hidup dalam segala kesempurnaan dan kepenuhan Allah. Pertanyaannya adalah bagaimana Yesus dapat menang atas dosa semua umat manusia?
Mari memahaminya dengan penggambaran kemenangan Daud. Daud, pemuda biasa yang malah tidak pernah masuk dalam dinas militer. Pada saat tentara Israel dipermalukan oleh Goliat dan tentara Filistin. Ia pun maju menyerang goliat, mengalahkannya dengan batu dan umbannya, memenggal kepalanya, mengalahkannya. Ya, hanya satu orang Goliat, tetapi sekembalinya ke kota ia dielu-elukan dengan ungkapan: “Saul membunuh beribu-ribu, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Dari mana hitungnya? Bukankah Daud hanya membunuh Goliat saja, sedangkan Saul dan pasukannya membunuh para prajurit Filistin yang lain. Perhatikanlah bahwa Daud telah dengan sempurna mengalahkan sumber ketakutan dari tentara Israel, yaitu Goliat.
Yesus pun telah mengalahkan musuh utama manusia, yang menyebabkan keterpisahan dengan Allah, yaitu dosa. Kematian-Nya mendatangkan kehidupan bagi dunia dalam hubungan baru dengan Allah. Yesus telah mengerjakan semuanya secara sempurna mulai dari via dolo rosa sampai ke puncak bukit tengkorak. Musuh utama telah dikalahkan oleh Yesus, kalaupun kita berbuat amal dan kebaikan, puasa dan menahan nafsu, bahkan mematikan raga sendiri sekalipun, itu tidak menyelesaikan masalah utama yaitu dosa. Hanya Yesuslah yang telah berhasil mengalahkan permasalahan utama antara manusia dengan Allah. Jadi seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam diri-Nya.
Hasilnya adalah kita memperoleh pengharapan baru. Pengharapan untuk akses hidup dalam hubungan damai dengan Allah. Bahkan dunia yang tercemar pun berkenan untuk masuk dalam jalan damai tersebut. Layaknya sebuah permainan musik Jazz, demikianlah masing-masing kita hidup dalam kepelbagaian peran dan memainkan beragam fungsi, tetapi terdengar sebagai sebuah simfoni yang indah, karena Yesus telah membuat harmonisasi hubungan yang indah dan damai. Semuanya telah berdamai di dalam Dia. Berdamai dengan diri sendiri, pasangan, keluarga, masa lalu, pekerjaan, cita-cita, masa depan. Ya semua telah didamaikan dalam diri Yesus. Darah Kristus telah mendamaikan semuanya.

Mari akhiri renungan ini dengan mengutip tulisan Paulus yang lain:” Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!” Terpujilah Yesus, Mesias dan Kristus. Ia telah menyelesaikan semuanya melalui pendamaian melalui diri-Nya. Allah telah dipuaskan dengan apa yang Ia kerjakan. Akhirnya kita berbahagia karena mempercayai dan mempercayakan hidup kepada-Nya. Sungguh suatu pengharapan yang mulia, terpujilah Allah selama-lamanya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar