Sabtu, Februari 28, 2009

Fenomena Bahasa Roh



BAHASA ROH, ANTARA ADA DAN TIADA

Bahasa Roh Kejutkan Kiawang, demikianlah Headline beritasitaro.com pada jumat 27 Februari lalu. Inti berita seputar seorang anak kecil yang tiba-tiba “berbahasa roh” (Yun, glossa laleo) dan diterjemahkan atau ditafsirkan (Yun, Hermeneia) oleh seorang ibu yang lain, yang langsung mendapat respon dari jemaat, baik menerima maupun menolak. Bahasa roh adalah kejadian fenomenal sekaligus dilematis. Sejak merebak dikalangan pantekostal dan karismatik, bahasa roh pun menjadi popular dan begitu diharapkan oleh umat. Bahka tidak jarang mereka mencoba mempelajari dan menghafalkan kata, frase atau kalimat tertentu yang diyakini sebagai bahasa roh. Tulisan sederhana ini mencoba memberikan ulasan ringkas mengenai keberadaan bahasa roh dari sudut pandang study bibika dalam konteks pendidikan kristiani dalam jemaat.

Tinjauan Historis
Bahasa roh sebenarnya bukanlah hanya milik kelompok pantekostal karismatik, para bapak gereja pun sejak 150 M sudah membicarakan perihal bahasa roh. Tokoh-tokoh seperti Justin Martyr, Iranaeus, Tertulianus, Agustinus dari Hipo dan yang lainnya sudah membicarakan fenomena bahasa roh dalam keragaman perspektif. Mereka mengindikasikan bahasa roh sebagai dialog dengan Tuhan, berbicara dalam bahasa yang lain, sebagai tanda, dan sebagai pujian kepada Allah yang tidak dapat dibatasi oleh bahasa manusia.
Dalam perspektif pantekostal abad 20, bahasa roh dipandang sebagai tanda ilahi sebagai wujud pernyataan baptisan dalam Roh Kudus. Sehingga bahasa roh diinterpretasikan sebagai (1) penyataan Roh Kudus; (2) bukti fisik awal baptisan Roh Kudus; serta (3) karunia Allah (sumber: Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan). Kaum karismatik sendiri memiliki pemahaman bahwa bahasa roh adalah (1) tanda bahwa Roh Allah telah datang. Ia datang dalam bahasa-Nya snediri kepada kaum Israel yang tidak mau percaya kepada firman Allah yang diturunkan melalui nabi-Nya. (2) tanda penghakiman, bahwa Allah sudah datang kepada Israel dan gereja menunjukan diri-Nya dan penghakiman-Nya. (3) sebagai karunia. Bahasa roh adalah karunia yang menyertai orang percaya dalam pelayanan.

Tinjauan Biblika
Fenomena bahasa roh dimunculkan dalam dua bentuk oleh Alkitab Perjanjian Baru. (1) bahasa tempat/Negara lain. Terjadi ketika Petrus dan para murid yang lain mengalami kuasa pentakosta (Kis. 2). Mereka mendapatkan kemampuan dari Allah untuk berbicara dalam bahasa orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa bangsa-bangsa tersebut tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. (2) bahasa yang tidak dikenal. Peristiwa ini terjadi dalam beberapa tempat dalam Perjanjian Baru, misalnya: Kis. 10:45-46; 19:6. Pembahasan perihal bahasa roh hanya ada terdapat risalah Paulus dalam tulisannya kepada jemaat Korintus. Jadi untuk memahami bahasa roh dalam konteks pembahasan Paulus, maka perlu untuk melihat latar belakang jemaat Korintus terlebih dahulu. Nilai urgensinya adalah jemaat Korintus adalah pengguna terbesar bahasa roh dalam sejarah Perjanjian Baru.
Jemaat Korintus adalah jemaat yang tumbuh dalam kebesaran kota Korintus yang pada waktu itu telah menjadi kota megapolitan. Kota Korintus yang disaksikan oleh Paulus merupakan suatu kota baru yang dibangun di atas jalan Romawi. Jalan Lechaion, misalnya, lebarnya 13 meter. Jalanan ini dilapisi oleh batu-batuan keras yang diambil dari "batu gamping yang berwarna muda dari pertambangan daerah Akrokorintus". Pada setiap sisi jalan dibangun trotoar dan selokan- selokan untuk menampung saluran air hujan dari atap rumah-rumah. Dan bilamana ada jalanan mendaki yang curam, dibuat anak tangga yang lebar dan mudah didaki. Jalanan ini khusus untuk para pejalan kaki. Jadi bekas-bekas roda yang merusak jalan-jalan di Kota Pompeii tidak kelihatan di Jalan Lechaion.
Kota ini mempunyai reputasi buruk karena hal-hal yang amoral. Pada bagian belakang dari suatu deretan tiang penopang atap yang panjangnya 100 kaki, ada tiga puluh empat kedai minuman. Di kota itu ada banyak kelap malam dan pada puncak dari Akrokorintus ada kuil Dewi Aphrodite. Dalam kuil ini ada seribu imam wanita yang bertugas sebagai pelacur. Reputasi Korintus di kerajaan itu begitu buruk sehingga perkataan "Korintus" sering dipakai untuk menyindir seseorang. Istilah ini dipakai untuk mengatakan keadaan amoral yang bejat. Jadi surat Paulus yang pertama kepada jemaat Korintus berisi teguran keras perihal hidup jemaat. Beberapa masalah yang muncul dalam jemaat antara lain: Percabulan di dalam keluarga, anak terhadap isteri ayahnya. Penyembahan berhala. Gap antara mantan penyembah berhala dengan yang lain. Dominasi wanita terhadap pria. Spektakularisme. Tidak mengasihi. Sombong. Tidak percaya akan kebangkitan. Di Jemaat Korintus terdapat kompetisi yang tidak sehat di antara para anggotanya. Mereka berlomba-lomba menjadi paling hebat, paling rohani, paling dihormati atau paling disegani. Mereka berusaha keras menggapai karunia “berbahasa roh”, “bernubuat”, atau mempunyai “pengetahuan”. Tetapi mereka tidak mengasihi satu sama lain.
Dalam 1 Korintus 14:1-19 Paulus menjelaskan bahwa posisi karunia bahasa roh adalah relatif sekunder dari karunia-karunia yang lain, secara khusus adalah karunia nubuat. Mencermati eksistensi bahasa roh dalam teks ini, secara biblical pemahaman bahasa roh perlu dilihat dari definisi dan signifikansinya secara teologis. Baik melalui afirmasi biblical maupun melalui sejarah pertumbuhan gereja, karunia bahasa roh merupakan kemampuan khusus yang diberikan oleh Roh untuk berkata-kata dalam bahasa yang baru dan hal ini juga diyakini sebagai penyataan adikodrati yang berasal dari Allah. Bahasa Roh dalam bahasa Yunaninya berasal dari akar kata glossa yang artinya bahasa, kadang-kadang juga dikenal dengan sebutan glossolalia artinya bahasa lidah.
Berkaitan dengan signifikansinya secara teologis, bahasa roh diberikan oleh Allah kepada orang-orang tertentu didalam jemaat. Sedangkan mengenai bahasa yang digunakan bisa jadi bahasa yang ada di atas bumi, namun bahasa tersebut sebagai bahasa baru yang diucapkan tanpa diajarkan oleh manusia (misalnya Kis. 2:6 para murid mengucapkan bahasa-bahasa orang asing). Berikutnya dalam 1 Korintus 14:2 dikatakan bahwa berkata-kata dalam bahasa roh bukan berkata kepada manusia dan manusia pun tidak mengerti bahasa tersebut karena bahasa roh ditujukan kepada Allah. Jenis bahasa yang dimaksudkan pada ayat 2 ini ialah bahasa yang tidak dikenal di bumi, mungkin bahasa itulah yang dimaksudkan oleh Paulus sebagai bahasa malaikat (1 Kor. 13:1). Jadi signifikansi bahasa roh pada dasarnya digunakan untuk membangun diri sendiri dan untuk membangun jemaat. Alasan yang dikemukakan oleh Paulus karena bahasa roh digunakan untuk berbicara kepada Allah dan yang diucapkan adalah hal-hal yang rahasia. Namun bentuk ungkapan yang diucapkan berkaitan dengan doa, pujian, nyanyian dan ucapan berkat (1 Kor. 14:13-17).
Jemaat di Korintus dengan antusias telah melebih-melebih-lebihkan bahasa roh dalam ibadah, oleh karena itulah Paulus menegur mereka dan ia menerangkan bahwa nubuat lebih penting dari bahasa roh. Alasan yang dapat diambil dari keunggulan nubuat antara lain; Nubuat akan membangun iman jemaat. Nubuat lebih berguna dari bahasa roh yang tidak ditafsirkan karena nubuat akan menimbulkan keinsafaan akan dosa dan pengetahuan akan kehadiran Allah, dan inti dari nubuat adalah membangun iman orang percaya, membina kehidupan rohani serta membimbing keputusan moral untuk setia didalam Kristus (1 Kor. 14:5, 20-25).
Fungsi dari bahasa roh secara prinsip untuk membangun diri sendiri artinya untuk mengokohkan iman dan pertumbuhan rohani yaitu persekuatuan seseorang dengan Allah (1 Kor. 14:4). Fungsi yang berikutnya ialah untuk membangun iman jemaat. Artinya dalam suatu persekutuan bahasa roh yang disertai dengan penafsirannya, dan didalamnya menyampaikan pesan ilahi yang mengandung petunjuk akan sangat bermanfaat (1 Kor:5-6). Akan tetapi bahasa roh yang diucapkan oleh seseorang dalam perhimpunana jemaat berjalan secara tertib karena tidak boleh dilakukan “dalam keadaan ekstasi” atau ‘lepas kendali.” 1 Kor. 14:27-28).
Manifestasi kuasa Roh Kudus tidak selalu selalu ditandai dengan bahasa roh. Tetapi bahasa roh merupakan salah satu bukti manifestasi Roh Kudus. Artinya seseorang yang mendapatkan karunia berbahasa roh merupakan bukti nyata dari manisfestasi kuasa Roh Kudus. Namun manifestasi kuasa Roh Kudus tidak selalu ditandai dengan berkata-kata dalam berbahasa roh. Karena menurut ajaran Paulus berkata-kata dalam bahasa roh adalah salah satu dari karunia-karunia Roh Kudus. Jadi bahasa roh adalah sebuah realita hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi dipihak lain bahasa roh dipakai juga oleh Allah untuk membangun jemaat. Bahasa roh adalah salah satu karunia Allah untuk membangun pribadi dan juga jemaat. Bahasa roh sejajar dengan kerunia yang lain dan tidak lebih unggul dari karunia lain tersebut.

Jumat, Februari 27, 2009

Mari Berteologi

Teologi Kejadian - Maleakhi


TEOLOGI KEJADIAN
Teologi kejadian dipelajari dalam 3 tingkat. Pertama: berpusat pada beritanya, kedua: menekankan teologinya dalam Kanon PL dan ketiga: melihat teologinya dari perspektif PB. Struktur kitab Kejadian adalah sebagai berikut:
1:1 – 11:26 Pendahuluan (Sejarah Mula-mula)
11:27 – 32 Transisi (silsilah)
12:1 – 25:11 Ancaman (Lingkaran Abraham)
24:12 – 18 Transisi (Silsilah)
25:19 – 35:22b Ancaman (Lingkaran Yakub)
35:22c – 36:40 Transisi (silsilah)
37:1 – 46:7 Ancaman (Lingkaran Yusuf)
46:8 – 27 Transisi (silsilah)
46:28 – 50:26 Resolusi (tinggal di Mesir)
Jika ingin menetapkan Teologia Kejadian harus mengambil kerangka naratif. Inti dari naratif itu adalah teologia dari pimpinan dan pemeliharaan Ilahi. Kepentingan teologis dari naratif-naratif ini bagi orang Israel yang mula-mula secara khusus orang Israel di Mesir.
Refleksi teologis pada kejadian terdapat dalam kitab Pengkhotbah yang termasuk renungan-renungan pada kondisi manusia setelah kejadian. Teks-teks syairnya juga merefleksikan doktrin penciptaan. Kitab Kejadian menceritakan kepada komunitas tentang asal-usul bangsa Israel, mengapa mereka berada di Mesir dan masa depan apakah yaang dijanjikan Allah kepada mereka?

TEOLOGIA KELUARAN
Cara yang terbaik untuk mendekati teologia kitab ini adalah dimulai dari perkembangan literarinya yaitu Allah yang melepaskan orang-orang Israel dari penindasan Mesir. Tema-temanya melibatkan pembebasan, perjanjian dan kehadiran. Beberapa aspek teologis dalam kitab Keluaran:
1. Teologia Yahweh.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dinyatakan oleh Yahweh sehingga Firaun, Orang-orang Mesir, Musa dan umat Israel menyaksikan kualitas nama itu. Yahweh adalah nama dari Allah Israel dengan arti yang penuh bagi mereka.
2. Teologia Kuasa Allah.
Yahweh menyatakan kuasa dalam melawan Firaun dan pemeliharaan Allah bagi Israel menunjukkan kuasa-Nya.
3. Teologia Kekudusan.
Kualitas moral memberi contoh akan Allah yang kudus.
4. Teologia Kesetiaan.
Allah setia pada janji-janji-Nya yang dinyatakan kepada Musa dan umat Israel.
5. Teologia Keselamatan.
Allah bertindak menyelamatkan orang Israel dari perbudakkan Mesir. Allahlah yang memprakarsai keselamatan itu.
6. Teologia kehadiran.
Kehadiran Allah dinyatakan dalam instruksi-instruksi khusus kepada Musa, orang Israel menyaksikannya dalam badai di Gunung Sinai. Kehadiran Allah didemonstrasikan dengan dibangunnya “Kemah Suci” yang menyatakan kehadiran Allah di tengah-tengah umat Israel.

TEOLOGIA IMAMAT
Teologi Imamat dapat dipahami melalui kopsep: pertama, kudus lawan biasa (berhubungan dengan status orang, tempat dan benda) kedua, tahir lawan najis (persoalan konsdisi apapun statusnya) dan ketiga, penebusan (prosedur untuk menyelesaikan pelanggaran-pelanggaran).
Struktur teologis internal dari kitab ini digambarkan dalam 3 topik utama:
1. Pendamaian/penebusan.
Pada hari Pendamaian kekudusan dan kemurnian kemah suci/bangsa dilihat. Pada hari itu ada lima korban dan korban-korban itu secara khusus untuk “mendamaikan.”
2. Kekudusan dan kemurnian Kemah Suci.
Hari raya Pendamaian Tahunan bertujuan untuk menyucikan/menguduskan Kemah Suci, keimaman dan jemaah pada tahun berikutnya. Tekanannya di sini adalah kemurnian fisik karena hukum-hukum kemurnian fisik menyatakan kehadiran fisik dari Tuhan di Kemah Suci.
3. Kekudusan dan kemurnian Nasional.
Orang Israel tidak diperbolehkan memiliki ilah-ilah lain, ada tiga hal yang dipentingkan di sini yaitu kesetiaan nasional kepada Tuhan, tempat kudus yang nasional dan ketaatan/ibadah sabat nasional.

TEOLOGIA BILANGAN
Teologia Bilangan menekankan interaksi antara Allah yang Maha Kuasa dan umat-Nya sebagai penerima-penerima belakangan dari aturan-aturan perjanjian. Tema teologis yang dikembangkan dalam PB adalah dosa dan ketidakpercayaan, khususnya pemberontakkan, menerima penghukuman Allah. Tetapi dosa dan pemberontakan tidak akan mengalihkan tujuan-tujuan Allah.

TEOLOGIA ULANGAN
Unsur teologia ulangan ialah Yahweh, Raja yang Agung dan pemrakarsa perjanjian. Di dalam kitab ini Allah menyatakan diri-Nya dalam tindakan-tindakan, teofani dan kata. Tema yang lain dalam kitab ini adalah berhubungan dengan penerima perjanjian yang diprakarsai oleh Yahweh yaitu umat Israel dan yang lain tentang perjanjian itu sendiri baik bentuk maupun sisanya.

TEOLOGIA YOSUA
Ada 4 tema teologis yang muncul dalam penjelasan akan Yosua dalam kitab Pentateukh: pengutusan Ilahi Yosua sebagai pemimpin Israel, kepemimpinan militernya, pembagian tanahnya dan perannya dalam perjanjian antara Israel dan Allah. Empat tema yang sama ini muncul dalam kitab Yosua yaitu:
1. Pengutusan dari seorang pemimpin baru. Yosua adalah seorang pemimpin yang ditunjuk Allah untuk mengantikan Musa setelah kematiannya.
2. Perang suci dan pembinasaan orang Kanaan. Kepemimpinan militer Yosua terlihat jelas di mana Allah mengijinkan pembantaian terhadap orang-orang Kanaan.
3. Negeri sebagai warisan atau milik pusaka.Yosua mengadakan pembagian tanah atas orang-orang Israel dan warisan tanah ini membentuk kekayaan material dari keluarga-keluarga Israel.
4. Perjanjian di antara Allah dan Israel.Yosua memimpin pembuatan perjanjian antara Allah dan umat Israel.

TEOLOGIA HAKIM-HAKIM
Kitab Hakim-hakim memiliki dua tema utama yaitu:
1. Kondisionalitas lawan Tidak Berkondisionalitas: Kasih Karunia lawan Hukum.
Artinya bahwa kitab ini menekankan kedua-duanya, komitmen Allah yang penuh kasih karunia kepada bapa-bapa beriman, janjinya untuk memberikan tanah, dan fakta bahwa untuk tinggal di tanah itu dikondisi/diisyaratkan dengan ketaatan.
2. Pemerintahan Allah atas Umat-Nya.
Kitab Hakim-hakim menjelaskann kepemimpinan yang melibatkan para hakim (Otniel, Debora, Gideon, Yefta, Simson, dll) tidak akan menjamin keamanan tanah bagi Israel. Warisan dari Israel yang bersatu yang ditinggalkan oleh Yosua sudah hancur ke dalam permusuhan golongan dan regional. Kondisi-kondisi yang mempromosikan kekacauan agamawi dan politis inilah yang membutuhkan jenis kepemimpinan yang berbeda. Kepemimpinan Allahlah yang dibutuhkan di sini.

TEOLOGIA RUT
Tema utama dalam kitab Rut adalah kasih karunia di mana Allah memberkati Rut dengan seorang anak dan garis keturunan yang penting yaitu garis keturnan Daud.
Penderitaan-penderitaan di Moab yang dialami tidak menjadikan Rut meninggalkan Naomi dan Allahnya tetapi kasih Rut kepada Naomi menyebabkannya untuk berketetapan hati melayani Allah. Rut memungut jelai di ladang Boas yang masih terikat dengan kekeluargaan sehingga Rut Rut bermohon untuk membentangkan sayapnya/permohonan pernikahan dan Boas dengan bahagia memenuhi permohonan tersebut dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Rut sudah memilih untuk mengenapi kewajiban-kewajiban keluarga negerinya yang baru.
2. Rut memilih Boas dari pada laki-laki yang lebih muda.
3. Rut secara umum di kenal di kota sebagai “wanita terbaik.”
Silsilah Obed menyatakan bahwa Yahweh secara kemahakuasaan-Nya memelihara keluarga-keluarga yang benar di sepanjang masa-masa kemurtadan yang besar di antara orang-orang Israel, keluarga itu adalah garis keturunan Daud.

TEOLOGIA I DAN II SAMUEL
Pandangan teologis yang mendominasi kitab ini diungkapkan dalam perjanjian Sinai. Segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan orang-orang /nasional Israel terletak dalam cakupan dari kendali kemahakuasaan Allah.
Konsep-konsep dari jabatan raja dan perjanjian memberikan pembagian empat kali lipat dari isinya yaitu:
1. Jabatan raja seperti dimohonkan umat adalah penolakan perjanjian.
2. Jabatan raja seperti yang diberikan oleh Samuel adalah konsisten dengan perjanjian.
3. Jabatan raja Saul gagal untuk menyesuaikan kepada perjanjian yang ideal.
4. Jabatan raja Daud tidak sempurna, namun representasi yang benar dari perjanjian yang ideal.
Peran nabi dalam pemerintahan sangat menonjol, nabi-nabi tidak akan takut untuk memanggil pertanggung jawaban raja-raja Israel dan Yehuda, apabila mereka menyimpang dari perjanjian. Para nabi adalah penjaga Theokrasi dan karena itu berfungsi terutama pada pusatnya yaitu istana raja. Makna tabut adalah lambang dari kehadiran Allah ditengah-tengah mereka.

TEOLOGIA I DAN II RAJA-RAJA
Tekanan teologis kitab raja-raja adalah makna politis dari para pemimpin dan konstribusi agamawi mereka.. Hal-hal yang terlihat di dalam kitab ini adalah:
1. Hukuman Allah.
Penulis memberikan penjelasan sejarah yang menunjukkan bahwa tragedi mereka adalah hasil dari hukuman Allah bukan kelemahannya.
2. Pengantian Daud.
Kitab ini mencatat hari-hari terakhir Daud dan pengantiannya, yaitu Salomo.
3. Bait Allah dan Yerusalem.
Bait Allah di Yerusalem adalah satu-satunya Bait Allah sebagai tempat kudus dari pilihan Allah.
4. Nubuatan dan pengenapan.
Menempati posisi utama selama periode raja-raja. Firman yang dibicarakan para nabi dianggap setingkat dengan dalam otoritas dengan Taurat yang disinggung terus menerus oleh para nabi.
5. Kriteria bagi hukuman Monarkhis.
Penulis meninggikan oposisi kepada ibadah-ibadah Kanaan dengan posisi sentral iman kepada Yahweh.
6. Janji Daud.
Kepercayaan pada perjanjian Daud adalah jaminan stabilitas dan pemeliharaan keturunanya akan terus berlangsung.
7. Teologi sejarah.
Penulis memandang karyanya dalam konteks sejarah keselamatan Israel sebagai sejarah yang berkesinabungan dari suku-suku yang bersekutu yang mewujudkan hubungan perjanjian mereka dengan Yahweh.

TEOLOGIA I DAN II TAWARIKH

Tawarikh mengilustraikan secara lengkap kemakmuran dan kesuksesan Israel merupakan berkat-berkat Allah, malapetaka-malapetaka Israel akibat dari ketidaksetiaan Istrael dan pemuliahan dari generasi ke generasi terjadi dengan sungguh-sungguh. Pokok-pokok utama kitab Tawarikh:
1. Kerajaan Daud.
Raja-raja keturunan Daud memegang tanggung jawab utama untuk menetapkan dan memelihara ibadah yang benar kepada Yahweh.
2. Ibadah kepada Yahweh dan Keimaman Lewi.
Keimaman orang Lewi berjalan bersama-sama dengan kerajaan Daud dalam memelihara bentuk-bentuk yang benar untuk mencari Yahweh , yang memelihara hubungan yang benar dengan Allah.
3. Semua Orang Israel. Ungkapan “semua orang Israel,” mengacu kepada semua orang Israel. Umat sebagai satu kesatuan dikenakan pertanggung jawaban.
Pandangan dunia Tawarikh adalah suatu gambaran realita. Berita Tawarikh, memanggil komunitas orang percaya kepada hubungan yang benar dengan Yahweh dan menawarkan kepada mereka pengharapan akan berkat.

TEOLOGIA EZRA
Kemahakuasaan dan karya-karya Allah dalam kitab ini nyata jelas. Ia membangkitkan raja-raja dan memberikan kepada mereka otoritas, Ia juga mampu mengugah hati mereka sehingga mereka melakukan perintah-Nya.
Allah adalah imanensi yang menguatkan Ezra untuk melakukan pekerjaannya. Kepemimpinan dan pelayanan Ezra, ia membawa umat-Nya dalam perjalanan yang berbahaya, mengumpulkan persembahan sukarela bagi tempat penyembahan Allah dan ia menyisihkan para pemimpin untuk menolong di dalam tugasnya. Gaya kepemimpinannya sama dengan Musa, ketika dipertemukan dengan krisis ia jatuh tersungkur di hadapan Tuhan.

TEOLOGIA NEHEMIA
Doktrin Allah dalam kitab Nehemia adalah Allah itu agung, kuat, berkuasa, ajaib dan penebus. Penekanannya bahwa pada kemurahan, kasih karunia dan rahmat. Kitab Nehemia berisi tentang doa Nehemia, karena ia menyadari ada waktu-waktu doa yang terus menerus panjang dan waktu-waktu bagi kerja keras dan doa yang singkat.
Masalah-masalah etika yang timbul, tentang piutang , perpuluhan yang tidak dibayar, pelanggaran hari Sabat dan masalah pernikahan. Yerusalem adalah kota yang penting dan suci. Dalam kitab ini diakui juga bahwa raja-raja dan para pemimpin adalah pemberian Allah dan Ia berhak menarik berkat dari kerajaan yang Ia berikan..

TEOLOGIA ESTER
Kitab ini kelihatannya bersifat antroposentris terlepas dari puasa tidak ada secara khas praktek-praktek agamawi atau konsep-konsep tentang Allah, doa, perjanjian, korban-korban, Bait Allah, tanah perjanjian, juga sifat-sifat seperti kasih, kebaikan, rahmat dan pengampunan sama sekali tidak disebut.
Tujuan lain dari kitab ini ialah memberikan dasar-dasar historis dari makna ibadah bagi perayaan Purim. Dalam kitab ini tanggung jawab manusia sangat menonjol tetapi tidak diasingkan dari karya Allah. Ester dan Mordekhai ditempatkan secara providensia oleh Allah untuk bertindak demi kepentingan umat.

TEOLOGIA AYUB
Tujuan utama kitab ini adalah untuk menunjukkan hubungan yang benar antara Allah dan manusia di dasarkan pada kasih karunia yang maha kuasa dan respon manusia akan imandan kepercayaan yang bersifat tunduk. Doktrin Allah dalam pandangan manusia adalah sebagai berikut:
1. Menurut teman-teman.
Elifas mengakui bahwa Allah melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan tidak mudah dimengerti dalam mengatur dunia. Bildad menekankan bahwa Allah adalah adil tidak menolak orang yang tidak bersalah dan menghukum orang jahat. Zofar, Allah itu bijaksana dan tidak mudaah dipahami.
2. Pandangan Ayub.
Allah maha kuasa, peduli kepadanya dan keluarganya, tetapi ia juga percaya bahwa allah berpaling dan menentangnya. Ayub juga setuju pada teman-temannya Allah adalah pencipta yang maha kuasa dan penguasa yang sudah melakukan perkara-perkara yang tidak dapat diselidiki.
3. Pandangan Elihu.
Allah itu maha kuasa tetapi tidak membalikkan keadilan, imanen, adil, pemimpin yang tidak memihak.
Tuhan menunjukkan kendalinya yang bijak dan maha kuasa atas hal-hal yang dipertimbangkan oleh manusia sebagai yang bersifat kacau atau jahat. Tujuan kitab ini melibatkan pengagalan dogma retribusi yang berasumsi adanya hubungan otomatis di antara kemakmuran material dan fisikal seseorang dan kerohaniannya. Kitab ini juga menolak kesimpulan bahwa Allahwajib untuk memberkati manusia jika ia taat.
Setan tidak dapat mengenakan penderitaan tanpa ijin Allah yang nyata, orang-orang percaya dapat menemukan kekuatan dari jaminan bahwa Allah denga berdaulat membatasi kegiatan setan yang jahat.

TEOLOGIA MAZMUR
Kitab Mazmur adalah koleksi yang cukup besar dari syair-syair musik dan doa-doa dari pengarang dan bentuk yang beraneka ragam. Aspek-aspek yang beraneka ragam dari ibadah yang disebut untuk tipe-tipe yang berbeda dari Mazmur, macamnya:
Mazmur-mazmur Keluhan.
Mazmur ini memberikan individual atau komunitas alat untuk berbicara kepada Allah dalam situasi-situasi kesesakkan.
Mazmur-mazmur Ucapan Syukur.
Mazmur ini disusun untuk merayakan jawaban Yahweh akan keluhan-keluhan dan kelepasan dari para pemohon.
Mazmur Pujian.
Mazmur ini berpusat pada pujian akan Yahweh karena kemuliaan dan kedaulatan-Nya dan kemurahan hati dalam bidang-bidang ciptaan, sejarah dan peristiwa-peristiwa manusia.
Mazmur-mazmur Raja.
Mazmur ini berbicara secara teknis, tidak membentuk tipe mazmur yang khas karena mazmur-mazmur ini dapat digabungkan dengan ketiga mazmur yang telah disebutkan di atas.
Mazmur-mazmur Hikmat.
Mazmur ini menyatakan bentuk-bentuk dan teknik-teknik gaya bahasa yang umumnya dipakai dalam literatur hikmat.
Mazmur Messianik.
Mazmur ini merefleksikan yang ideal dari pemerintahan Yahweh yang universal melalui pelaksanaan dari calon yang diurapi dan dipakai dalam kerajaan baru untuk mencatat rentetan kejadian-kejadian dan menjelaskan peran Yesus dalam mewujudkan Kerajaan Allah.

TEOLOGIA AMSAL
Teologi kitab Amsal terdiri dari lima aspek yaitu:
1. Allah secara tetap menstrukturkan antara dunia dan masyarakat.
2. Allah menyatakan struktur sosial melalui kitab ini.
3. Struktur sosial terdiri dari hubungan yang merumitkan perbuatan dan tujuan akhir.
4. Ketaatan pada struktur yang ditetapkan Tuhan adalah persoalan hati dan secara kuat bersifat efektif.
5. Perkataan-perkataan adalah kuat efektif/berguna dalam membentuk hati orang muda.

TEOLOGIA PENGKHOTBAH
Ada berbagai pandangan tentang teologi kitaab ini, tetapi pembacaan yang paling wajar akan memperhitungkan akan hadirnya dua pembicara yaitu Qohelet dan orang bijak yang tak bernama. Teologi ini di bagi menjadi 2:
1. Teologi Qohelet (1:12-12:7).
Memakai pengulangan kata “sia-sia, “ semuanya adalah sia-sia.. Qohelet juga mengucapkan bahwa dunia dalam sia-sia pengertian dari penindasan yang ia lihat kemana saja ia berpaling. Berita teologis dari pembicaraan Qohelet adalah kehidupan adalah penuh kesulitan dan kemudian engkau mati.
2. Teologi kitab secara menyeluruh.
Suara yang membentuk kitab Pengkhotbah meneguhkan unsur-unsur utama dari agama PL. Hal ini mendukung hubungan yang benar dengan Allah yang diwujudkan sendiri dalam gaya hidup yang taat dan menyebutkan penghukuman yang akan datang dengan suatu motif.

TEOLOGIA KIDUNG AGUNG
Banyak penafsir yang menungkapkan tidak mungkin menjelaskan teologi Kidung Agung, karena nama Allah hanya muncul satu kali dan hal ini diperdebatkan. Jalan yang di pilih ialah menafsirkan dengan menekankan bahasa seksual yang jelas dari kasih manusia dalam kitab dengan mengalegorikan.
Kidung Agung melayani fungsi kanonik yang penting dengan bahasa eksplisitnya akan kasih. Kidung Agung juga harus di baca dalam konteks taman Eden, di mana seksualitas manusia pertama diperkenalkan. Allah mengaruniakan seksualitas kepada manusia pada waktu penciptaan itu sebagai berkat bukan kutuk.
Kidung Agung menjelaskan kekasih yang dikasihi bersukacitadalam masing-masing seksualitas yang lainnya di taman. Secara keseluruhannya dalam konteks kanon kitab ini dengan kuat menyampaikan hubungan yang kuat bahwa Israel bersukacita akan Allah.

TEOLOGIA YESAYA
Yesaya muncul pada saat yang kritis dalam sejarah Yehuda dan memproklamirkan penghukuman, tetapi Yesaya dengan jelas juga menyatakan bahwa pengharapan bahwa bangsa itu akan berpaling kembali kepada Allah dan tidak akan mengalami penghukuman.
Teologi yang penting dalam bab I adalah Yahweh dan manusia.Yahweh bersifat panjang sabar dan penuh rahmat tetapi Ia harus menghukum dosa, sedangkan manusia bersifat memberontak atau menentang Allah.
Allah akan membawa kehancuran dan penghukuman kepada umat-Nya yang memberontak, sehingga umat itu pada akhirnya akn berpaling kepada Allah. Janji restorasi atau pemulihan akan dinyatakan jika umat-Nya bertobat..

TEOLOGIA YEREMIA
Teologi Yeremia ditarik dari observasi struktur kitab, jenis literaturnya, tradisi-tradisi sebagai sumber, perbendaharaan kata, karakter-karakter dan agenda waktu yang agamawi atau sosial.
Allah Israel adalah murah hati tetapi adil, Allah senang akan kasih yang setia, keadilan dan kebenaran tetapi manusia memberontak dan meninggalkan jalan-jalan Tuhan, sehingga Allah akan bertindak dengan marah dan hebat. Peringatan-peringatan dan nasehat-nasehat diujudkan dalam gambaran-gambaran grafis dari penghancuran yang segera datang atas Yehuda oleh kekuatan-kekuatan musuh.
Kesetiaan akan perjanjian dinyatakan dalam ketaatan, umat Allah sudah tidak taat lagi. Secara singkat, Israel dan Yehuda sudah menghancurkan perjanjian dan akibat-akibatnya akan segera muncul Trio malapetaka yaitu: pedang, kelaparan dan tulah akan segera terjadi. Tekanan teologis yang utama adalah keadilan. Umat Allah bebas memilih tetapi harus bertanggung jawab, tetapi mereka memilih jalan ketidaktaatan yang diakhiri dengan kehancuran.
Dalam bab-bab terakhir disoroti tentang keadilahAllah akan melakukan kebenaran dengan umat-Nya. Bila berbuat adil berarti memperhatikan orang tertindas, kemudian Allah dengan penuh kesetiaan kepada keadilan sudah mengambil tindakan karena Israel tidak taat lagi. Di masa datang Allah akan mendirikan cabang yang benar yang akan melakukan apa yang adil dan benar di negri itu.

TEOLOGI RATAPAN
Teologi dalam kitab ini dapat dilihat jelas dari penglihatan akan bentuk, genre, tradisi, situasi, dan karakter (tokoh). Rasa sakit akan penderitaan menunjukkan bahwa Allah hadir dalam penderitaan. Allah adalah pemimpin dan juru selamat, jadi harapan pada penebusan yang didasarkan pada kesetiaan Allah. Kutukan-kutukan menentang musuh-musuh dan serangkaian doa-doa dari pertobatan adalah dua segi dari harapan itu. Amarah Allah dilihat secara metafor. Tidak ada usaha yang dibuat untuk mendamaikan amarah Allahdan belas kasihan Allah. Namun belas kasihan adalah tidak kurang dari karateristik Allah dari pada marah.

TEOLOGIA YEHEZKIEL
Tugas Yehezkiel menyatakan bahwa pertolongan tersebut pasti gagal, sementara pada waktu itu ia meyakinkan mereka bahwa Allah sendiri tidak gagal. Visinya menunjukkan pada mereka bahwa bukanlah Yahweh terlalu kecil namun Ia adalah terlalu besar. Yahweh sebagai Tuhan atas semua, hakim atas semua termasuk Yerusalem. Singkatnya, kuasa dan otoritas Allah berarti bukan Yerusalem tidak terkalahkan tetapi hal itu dihukum. Yehezkiel menggunakan bahasa yang paling berani.
Yehezkiel mengucapkan dengan jelas prinsip-prinsip tertentu dari penghukuman Ilahi dan tanggung jawab manusia dan ia mengoreksi kesalahpahaman rekan-rekannya. Yehezkiel dengan tulisannya melukiskan pembelokkan dan kelancangan dari kemurtadan. Akibat kemurtadan ialah Allah tidak menunjukkan belas kasihan.
Bagi Yehezkiel kedaulatan Allah merupakan dasar bagi harapan Yerusalem. Kehancuran Yerusalem tidak berarti Allah gagal atau janji-janji-Nya sudah berakhir, tetapi Yehezkiel kemudian membentangkan tiga aspek akan harapan dari pemuliahan yaitu: a) Yehezkiel memberikan visi bahwa Allah tidak terikat dengan batasan-batasan manusia dan bangsa yang mati itu akan dihidupkan lagi, b) Yehezkiel berjanji bahwa Allah akan menarik bersama-sama umat-Nya dan memberikan kepada mereka hati yang taat sehingga mereka tidak akan melarikan diri dari Dia, c) Yehezkiel berjanji bahwa Daud akan menjadi pemimpin yang setia selama-lamanya.

TEOLOGIA DANIEL
Kitab Daniel adalah kitab PL satu-satunya yang ditulis dalam bahasa apokaliptis. Penekanannya adalah kedaulatan Allah. Tekanan akan kedaulatan Allah ini secara wajar membawa berikutnya kepada dua tema dari kitab ini yaitu pemberontakan dan kesombongan manusia menghancurkan diri sendiri dan umat Allah pada akhirnya akan sukses karena bersama Dia mereka tidak pernah akan gagal.
Peran Anak Daud adalah tema sentral di antara nabi-nabi Israel. Israel tidak pernah melupakan janji Allah untuk memberikan benih dari raja-Nya yang ideal untuk memerintah selamanya di tahta Yerusalem.
TEOLOGIA HOSEA
Teologi utama yang dikembangkan adalah konsep akan pengetahuan Allah. Hosea memakai konsep ini untuk menunjukkan luasnya hubungan Allah dengan umat-Nya yang sifat timbal balik. Eskatologi Hosea dibangun atas hubungan perjanjian sebagaimana dilayani oleh Tuhan yang berdaulat. Hosea menyatakan pemulihan seperti sasaran yang direncanakan Allah dalam pengertian pertobatan Israel. Pemulihan tergantung dari pengakuan yang sejati dan pertobatan. Hosea memvisikan tunangan baru dan hubungan yang baru yang akan menghasilkan buah perjanjian yang sejati akan kebenaran, keadilan, kasih, belas kasihan dan pengetahuan.
Singgungan pada hubungan yang baru yang dipulihkan demikian kuat dilukiskan dengan pernikahan Hosea dan dengan nama-nama anaknya yang secara efektif seimbang pada akhir kitab, yang menyertakan penghukuman Allahdalam ukuran kasih dan rahmat-Nya. Umat ditantang untuk memahami ibahwa keselamatan mereka hanya ada di dalam Allah.

TEOLOGIA YOEL
Teologi Yoel tidak tersusun secara sistematis, tema-temanya adalah sebagai berikut:
1. Allah.
Allah adalah Tuhan Israel dan Hakim dari seluruh bangsa.
2. Umat Allah.
Tuhan mempunyai hubungan yang khusus dengan orang-orang Yerusalem dan Yehuda, mereka adalah umat-Nya
3. Hari Tuhan.
Kedekatan yang nyata dari Hari Tuhan dijelaskan sebagai penyingkapan waktu dari perspektif nabi.
4. Dosa dan pertobatan.
Dengan jelas Yoel mengaku dosa-dosa dari bangsa-bangsa dan pertobatan yang benar harus berasal dari hati yang tulus yang berisi pembalikkan kepada Tuhan dan kepada standar-standar hidup.
5. Keselamatan.
Allah menanggapi pertobatan umat dan memulihkan keadaan material mereka.
6. Roh Kudus Allah.
Pemberitaan Yoel akan pencurahan Allah akan Roh-Nya dapat dianalisa dalam 3 aspek: a) tingkatnya, berbicara pada pencurahan yang lengkap atau paling tidak berkelimpahan, b) Penerimanya, putera-putera dan puteri-puterimu, ini mengacu kepada semua manusia tanpa dibedakan, c) Hasilnya, para penerima akan bernubuat dan memiliki mimpi-mimpi, visi-visi.

TEOLOGIA AMOS
Amos membicarakan ucapan-ucapan Yahweh, Allah Israel kepada umat dalam konteks khusus, bahwa penghukuman atas mereka akan terjadi. Hal-hal yang dibicaraka dalam kitab ini ialah:
1. Yahweh.
Tiga gambaran yang paling menonjol ialah tentang: kedaulatan, keadilan dan kasih karunia-Nya.
2. Israel.
Amos menegaskan Israel adalah pilihan Allah , dasar penghukumannya ialah ketidaksetiaannya kepada Yahweh.
3. Bangsa-bangsa.
Selain Israel, Amos juga membicarakan tentang bangsa-bangsa yang mengitari Israel akan hukuman Yahweh karena ketidaktaatan mereka.
4. Penghukuman.
Yahweh menghukum israel dan bangsa-bangsa karena pelanggaran-pelanggaran perjanjian yang berulang kali dan sengaja.
5. Pengharapan dan Pemulihan.
Berita Amos secara luas adalah berita yang suram namun tidak demikian eksklusif.
Ada 2 tema utama yang membicarakan tentang pengharapan dan pemulihan. Yaitu: pertama, pada awalnya disinggung kembali ke masa emas dari sejarah Israel. Kedua, pembalikkan dari kutuk-kutuk perjanjian
TEOLOGIA OBAJA
Nubuat tentang penghukuman bangsa Edom karena kesombongannya. Respon penghukuman ini menunjukkan oposisi kepada Allah. Dari bangsa Edom beralih ke seluruh dunia. Edom merupakan contoh dari Allah yang pada akhirnya memanggil seluruh bangsa untuk memperhitungkan tindakan-tidakan mereka.Sebagaimana hari penghukuman datang kepada Edom hari Tuhan yang bersekala lebih luas akan membawa penghukuman bagi seluruh bangsa.

TEOLOGIA YUNUS
Kitab Yunus kadang membinggungkan karena belas kasihan Allah kadang-kadang diijinkan kepada orang-orang yang kelihatannya tidak layak menerimanya. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam kitab Yunus ini:
1. Allah.
Allah mengendalikan total akan kekuatan-kekuatan alam, menunjuk penghuni-penghuni luas untuk melaksanakan kehendak-Nya, Allah adalah pencipta dan pemelihara, tidak ada jalan untuk melarikan diri dari pencipta, Allah berdaulat dan pengasih.
2. Manusia.
Semua manusia dan mahluk-mahluk adalah ciptaan Allah dan sudah menjadi sifat manusia untuk berusaha mendapatkan keselamatan dengan perbuatan-perbuatan.
3. Etika.
Dalam kitab ini pencabutan kehidupan adalah suatu pilihan terakhir, namun setiap langkah yang mungkin, harus diambil untuk memelihara kehidupan.
4. Keselamatan.
Keselamatan adalah milik Allah. Allah bersedia menerima pertobatan yang tulus.

TEOLOGIA MIKHA
Teologi Mikha mewakili kedua aspek dari perjanjian Tuhan dengan Israel yaitu: Tuhan akan menghukum umat perjanjian-Nya untuk dibuang keluar dari tanah berkatjika mereka gagal mentaati hukum-Nya yang benar, tetapi Ia akan selalu memelihara sisa yang benar dan Ia akan memberikan negeri yang sudah dijanjikan-Nya setelah pembuangan dan melalui mereka Allah akan memberkati bangsa-bangsa.

TEOLOGIA NAHUM
Nahum membawa generasinya suatu berita dari Allah tentang hubungan dengan umat-Nya. Allah adalah panglima perang yang datang untuk membebaskan umat-Nya dari dominasi yang menindas dan pada waktu lain sudah menunjukkan belas kasihan ke arah kota itu, namun kini adalah merupakan waktu bagi penghukuman dari musuh-musuh Allah dan keselamatan dari umat-Nya.
Nahum juga menyatakan Allah sebagai panglima perang yang berperang bagi umat-Nya, jika dihubungkan dengan PB, Yesus menguatkan gereja untuk untuk melawan kejahatan pada masa kini dan jika dihubungkan dengan kitab Wahyu maka Yesus akan datang lagi pada akhir jaman untuk mengakhiri semua kejahatan.

TEOLOGIA HABAKUK
Habakuk menghadapi kekerasan dan ketidakadilan dari raja Yoyakim dan serangan gencar dari Babel. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan teologi Habakuk:
1. Allah.
Karya-karya Allah tidak dapat dipahami (mempesonakan dan kadang-kadang menakutkan), Allah adalah kekal dan imoral, tidak dipengaruhi oleh usia.
2. Manusia.
Manusia mudah menjadi keras, Impusif (bersifat didorong oleh perasaan) dan tidak adil, tamak cenderung menyembah kekuatan lain , rapuh tidak dapat digantungkan dan cenderung menghancurkan diri sendiri (destruktif).
3. Keselamatan.
Orang benar akan hidup oleh imannya.
4. Etika.
Ketamakan yang tidak pernah puas hanya membawa kepada frustasi.
5. Eskatologi.
Akan ada suatu hari ketika bumi akan dipenuhi oleh pengetahuan akan kemuliaan Allah seperti air menutupi lautan, ini adalah sasaran terakhir dari semua karya Allah.

TEOLOGIA ZEFANYA
Zefanya artinya Yahweh sudah menyembunyikan atau melindungi. Kesadaran Yahwenismenya adalah jelas dari panggilannya yang nyaring akan penghukuman. Hari Tuhan ditunjukkan sebagai bersifat internasional dan bukan sekedar lokal, oleh karena penghukuman akan jatuh atas bangsa-bangsa lain.Nama ilahi Yahweh bermakna ganda yaitu: nubuatan-nubuatan penghukuman dan pengharapan.

TEOLOGIA HAGAI
Kitab ini berisi singkat tetapi keras, berita-berita Hagai menjangkau hati dari sisa orang Yahudi dan umat dengan taat menanggapi panggilannya untuk menyelesaikan Bait Allah. Berita-berita tersebut ialah:
1. Penghukuman dan berkat.
2. Kehadiran Allah dengan Umat-Nya.
3. Messias yang akan datang.
4. Goncangnya bangsa-bangsa.

TEOLOGIA ZAKHARIA
Allah menginspirasikan Zakharia untuk bernubuat dalam menyelesaikan proyek pembangunan Bait Allah. Ada beberapa tema-tema teologis yang terdapat dalam kitab ini:
1. Gedung bagi Kristus.
Untuk menegakkan mereka sendiri di negeri itu orang-orang Yahudi harus membangun kembali Bait Allah dan memulihkan keimamam dan juga pemerintahan.
2. Ibadah.
Zakharia menekankan pentingnya ibadah dengan mempersembahkan korban-korban.
3. Kemahakuasaan Allah.
Allah akan menghukum bangsa-bangsa yang melukai umat-Nya.
4. Providensia.
Allah akan memberkati umat-Nya dengan kemakmuran karena ketaatan mereka dalam membangun kembali Bait Allah.
5. Setan.
Zakharia 3 adanya pengadilan surgawi dimana Yosia, imam besar berdiri dan dituduh oleh tokoh yang dikenal sebagai setan atau musuh.
6. Dosa, penyucian dan keselamatan.
7. Etika.
Zakharia menyoroti pentingnya bertindak dengan adil dan memperlakukan mereka dengan kebaikan dan rahmat, serta peringatan untuk tidak memperlakukan umat pilihan Allah karena mereka biji mata Tuhan.
8. Persiapan bagi Injil.
Zakharia mengharapkan hari ketika pintu keselamatan akan dibukakan kepada orang-orang non Yahudi.
9. Pneumatologi.
Zakharia mengajarkan untuk tidak bergantung kepada kekuatan sendiri karena Allahla yang menyelesaikan kehendak-Nya melalui Roh.
10. Messianisme.
11. Eskatologi.

TEOLOGIA MALEAKHI
Nama “Maleakhi” berarti “utusanku.”. Ada beberapa hal yang perlu dilihat dalam kitab ini yaitu:
1. Kasih Allah bagi Israel.
Allah tidak pernah akan melupakan perjanjianNya dan meninggalkan umat.
2. Karakter Allah.
Allah tidak pernah berubah, suci, adil dan benar.
3. Dosa imam dan umat.
Dosa para imam ialah mempersembahkan hewan yang cacad, mencemooh ibadah.
Umat secara umum bersalah akan penindasan dan imoralitas dan perceraian menjadi meluas tersebar dan penyembahan berhala.
4. Jasa-jasa akan iman dan takut akan Tuhan.
Mereka yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan nama-nama mereka akan dicatat dalam gulungan dan akan diberikan jasa secara benar.
5. Utusan Tuhan.
Secara normal nabi atau imam disebut utusan.
6. Messias yang akan datang.
Pasal 3:1 utusan kedua adalah utusan dari perjanjian yang dikenal dengan Tuhan yang engkau cari.
7. Hari Tuhan.
Dalam kitab ini aspek penghakiman ditekankan dalam nama Hari Tuhan dimana dikenal dengan hari yang menakutkan yang mana orang-orang jahat akan dibakar.

Kamis, Februari 26, 2009

Ponari...oh...Ponari


Ponari: Punya ‘Kuasa’ tapi tak berkuasa

Nama Ponari sudah terlanjur menggema, seisi nusantara ini pun telah mengenalnya. Bahkan ribuan orang telah memberi label ‘dukun cilik’ atasnya, mereka rela berjubel, berdesak-desakan, himpit-himpitan sampai pingsan dalam antrian guna mendapatkan kesembuhan. Tak urung para pejabat dibuat kewalahan, sampai perlu dibuatkan fatwa baru untuk mencegah jatuhnya korban baru lagi, atau sekedar menahan popularitas Ponari, si bocah SD, yang telah mengisi semua media informasi dan teknologi Indonesia.
Ponari awalnya adalah bocah biasa yang lugu tetapi penuh keceriaan masa kecil, memiliki orang tua sederhana yang juga tinggal di ‘gubuk’ sederhana. Ia menjalani hari-hari sebagaimana biasanya, bermain, bersekolah dan berlaku sebagai anak-anak, namanya juga anak-anak. Namun dilema datang ketika ia ‘dianugerahkan’ batu ajaib, batu petir, kata orang. Konon batu tersebut memiliki kekuata menyembuhkan segala macam penyakit. Apapun jenis penyakit yang dialami, silahkan antri, membayar sejumlah uang, minum air yang sudah dicelup oleh tangan bertuahnya Ponari, maka anda sembuh. Alhasil sudah beberapa orang yang sekarat dan akhirnya meninggal, lalu bagaimana dengan iming-iming sembuh? Ah, itu urusan Tuhan, kan Ponari hanya media, kesembuhan datang atas ridho Allah, itu juga kata orang.
Konon Ponari memperoleh batu ajaib tersebut secara tidak sengaja, tidak sengaja juga batu itu konon mampu menyembuhkan sakit salah seorang kerabat dekatnya, dan tidak sengaja juga kabar itu meledak dan ribuan orang sudah antri mendapatkan celupan tangan dari Ponari. Semua serba tidak sengaja; tetapi Ponari yang lugu tidak sadar bahwa ia telah diperlakukan dengan sengaja oleh keluarga, masyarakat sekampung, para pemburu mujizat dan mereka yang turut diuntungkan atas setiap celupan tangan Ponari yang menghasilkan ± Rp. 1 milyar/hari.
Ponari menjadi tak kuasa untuk tumbuh secara wajar dengan aktifitas kanak-kanaknya, hak-haknya sebagai anak-anak tercabut karena ‘takdir’ sebagai dukun, masa depan yang seharusnya layak ia pilih dan tentukan sendiri sudah terganggu oleh mereka yang mengatas namakan ‘pelayanan kesehatan’. Bersekolah pun ia harus dikawal oleh panitia dengan bayaran Rp. 50.000,-/hari, apalagi bermain, jangan harap ada waktu. Dikalangan para ulama pun prakteknya di cap musyrik. Masih belum lagi popularitasnya mulai tergerus akibat munculnya para dukun batu sejenis didekatnya. Demikianlah ia menjadi tak kuasa atas kepentingan-kepentingan sesaat dan sesat yang muncul akibat kepolosannya.
Dimanakah letak permasalahannya? Kita sebagai masyarakat pembelajar, hanya menempatkan proses belajar pada hal-hal yang bersifat akaliah, dapat diukur dengan standar indikator yang dibuat sebelumnya, memenuhi unsur-unsur akademik, serta dapat dijabarkan dalam bentuk rumusan atau dalil. Kita lalai menempatkan aspek spiritual, magis, mujizat, dan supranatural sebagai bagian dari pembelaran. Namanya pembelajaran iman. Bukankah iman memiliki akalnya sendiri dalam memahami semua hal yang tidak masuk diakal, bukankah iman juga yang menjadi jembatan atas nyatanya pertolongan ‘unvisible hand’. Kita lalai dalam membangun kepekaan dengan Sang Empunya Kuasa, Dia yang Maha Kuasa, yang pertolongannya adalah garansi bagi kita, apalagi Dia tidak pernah melalaikan setiap perbuatan tangan-Nya.
Bukankah tidak melulu Ia menyembuhkan hanya dengan minyak urapan. Ia malah pernah menyembuhkan dengan ludah-Nya yang dicampur dengan debu tanah, acapkali Ia menyembuhkan hanya dengan berkata saja. Kalau begitu, mari kita percaya saja kepada-Nya. Jangan lagi kita mengorbankan hak-hak orang lain hanya untuk kepentingan sesaat dan sesat kita, sebab Ponari toh tidak punya kuasa menyembuhkan. Mari belajar…

Rabu, Februari 25, 2009

Opini

TRANSFORMASI SPIRITUAL ORANG PERCAYA
(KEPUASAAN SEJATI DALAM MENYEMBAH ALLAH)

Persekutuan dengan Allah merupakan pengalaman yang penuh misteri dalam realita hidup orang percaya. Pengalaman tersebut seharusnya semakin membawa orang percaya kepada keintiman hubungan dengan Allah, dengan demikian perilaku hidup yang terjadi adalah buah nyata darinya. Dewasa ini orang percaya semakin terbawa pada keragaman fenomena pengalaman spiritual, yang pada akhirnya bisa membawa orang percaya pada pengalaman mistikal, sinkritisme serta pendewaan fasilitas ibadah.
Keanekaragaman gejala yang dimunculkan biasanya bergantung dari latar belakang aliran. Fanatisme berlebihan yang tidak didasarkan pada pemahaman yang tepat serta koheren terhadap Alkitab, merupakan lahan subur bagi penyimpangan pola ibadah kepada Allah. Seperti yang sudah pernah terjadi pada beberapa dekade yang lalu dalam pengalaman ecstasy worship oleh Toronto Blessing, sexuality worship oleh Children of God serta bentuk pengalaman intrinsik dalam alam roh. Masih belum lagi bentuk-bentuk penyimpangan yang mungkin terjadi dalam ibadah.
Fenomena-fenomena seperti di atas terjadi karena kurangnya pemahaman yang benar tentang makna menyembah Allah. Oleh karena itu dalam tulisan ini, penulis bermaksud memberikan pemaparan point-point berdasarkan penggalian teks Alkitab yang selanjutnya merumuskan itu dalam konsep-konsep biblika, sehingga umat mampu memahami makna sejati dari menyembah Allah dalam roh dan kebenaran sambil mempraktekan hidupnya secara benar kepada Allah. Tentu saja sebelumnya penulis akan memberikan penelaah sederhana terhadap kaitan musik dalam ibadah, sebab harus kita akui bahwa musik memiliki pengaruh dan kaitan yang erat dengan ibadah. Harapannya adalah orang percaya akan menemukan kebenaran Alkitab terhadap prinsip menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, sehingga kehidupan spiritual umat akan terpelihara dalam frame firman Allah

A. Musik dalam Gereja
Perjanjian Lama banyak mengungkapkan perjalanan sejarah bani Ibrani. Dimulai dari bangsa tradisional yang nomeden sampai akhirnya memiliki tatanan pranata sosial, administratif, hierarki pemerintahan sampai pada sentralisasi agama dan budaya ketika Salomo mendirikan Bait Allah. Apabila dicermati sebenarnya ada banyak hal yang menjadi titik awal perubahan yang terjadi di kalangan bani Ibrani, misalnya terhadap hal menyembah Allah.
Gagasan menyembah Allah sudah dimulai sejak Adam dan Hawa ada di taman Eden, dilanjutkan dengan korban syukur oleh Kain dan Habel dan akhirnya menjadi penyembahan di Bait Allah. Pada masa permulaan, penyembahan kepada Alllah dilaksanakan dengan begitu sederhana, tetapi pada masa kini sudah diiringi dengan berbagai macam sarana pembantu, diantara lain digunakannya alat musik yang kompleks.
Musik pada awalnya dikembangkan oleh Yubal, yang adalah bapa semua opang yang memainkan kecapi dan suling (Kej. 4:21). Perjalanan sejarah dan budaya terus berjalan mempengaruhi bangsa Israel, yang selanjutnya membawa musik pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu digunakan dalam ritual Yahudi. Seluruh penyanyi suku Lewi, Asaf, Heman dan Yeduthun merupakan kelompok pemusik yang menggunakan linen, cimbals, harpa dan lyra, beberapa diantaranya menggunakan terompet. Musik akhirnya terus menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam ritual Yahudi.
Pada masa kini, dalam gereja terdapat para singers, musik instrumen, kelompok penyanyi, hamba Tuhan serta umat bergabung menjadi satu kesatuan gembalaan, yang menyembanh Allah sebagai Sang Gembala. Kesatuan yang tercipta, menjadi nyata dalam suasana ibadah yang tercipta. Dalam hal ini peranan musik adalah:
… mempresentasikan hubungan dalam keadaan nyata dan bukan sekedar teori religius. Kebangunan rohani menjadi nyata melalui himne dalam ritual dan hidup dalam catatan sejarah yang dinamis. Menunjukan juga sebuah hubungan spesial tingkat tinggi antara musik penyembahan dan puisi dalam satu nasionalisme kepsercayaan, orang Ibrani, dan bagaimana pemeliharaan Allah terhadap mazmur Yahudi yang terus berlanjut dalam gereja.

Musik sebagai bahasa memiliki kebenaran intrinsik, dan sebagai seni memiliki kemampuan komunikasi. Bukti sejarah bangsa Israel yang dapat memberikan petunjuk penggunaan puji-pujian antara lain terdapat dalam Talmud. Talmud memberikan keterangan tentang Mazmur sebagai puji-pujian selama satu minggu. Puji-pujian Mazmur yang dinaikkan berturut-turut mulai hari pertama sampai hari ketujuah adalah Mazmur 24, 48, 82, 94, 81, 93 dan 92.
Penggunaan musik dalam sinagoge Israel (Yahudi) terus berjalan dan akhirnya diadopsi oleh gereja sebagai bagian dari ritual penyembahan kepada Allah. Memang tidak ada dokumen sah yang menyatakan kapan musik masuk dalam gereja, tetapi dalam konsili di Yerusalem antara tahun 44-49, musik diperkirakan telah ada dalam gereja sebagai adopsi dari Sinagoge.
Dari uraian sejarah di atas, maka tidaklah mengherankan bahwa pergeseran serta adopsi budaya juga terjadi dalam gereja. Konsekuensi logis yang ditimbulkan adalah terdapatnya beberapa kesamaan antara gereja mula-mula dengan sinagoge, misalnya musik. Memang dalam perkembangan selanjutnya, gereja terus berbenah dirid an berusaha memberikan perbaikan terhadap musik sebagai sarana penunjang ibadah, sehingga dewasa ini sudah semakin kompleks alat musik yang digunakan dalam gereja.
Kemajuan zaman yang terus bergerak aktif menuntut gereja semakin mempersiapkan diri untuk “bersaing” dengan dunia musik sekuler. Bukan hanya mutut tetapi juga dalam warna, tampilan serta gaya musik. Tidak dapat dipungkiri bahwa gereja-gereja yang “mampu” terus memberi haraga yang mahal terhadap pelayanan musik. Permasalahannya adalah, apakah pergeseran musik akan berpengaruh juga pada konsep menyembah Allah. Oleh karena itu, pada bagian selanjutnya akan dibahas tentang konsep menyembah Allah dalam teks Yohanes 4:23-24.

B. Menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Teks di atas yang terdapat dalam Yohanes 4:23-24 merupakan hasil dialog antara Yesus dengan seorang wanita Samaria, yang terjadi di Sikhar, tempat dimana terdapat sumur Yakub. Pada saat itu, Yesus sedang membicarakan perihal keberadaan-Nya sebagai Air Hidup, dalam perkataan lain, Yesus sedang membentangkan berita keselamatan kepada wanita Samaria tersebut.
Percakapan yang dicatat oleh Yohanes tersebut, diletakkan bersesuaian dengan tujuan suratnya yaitu agar, … kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Menarik untuk diperhatikan adalah kata percaya yang digunakan sebanyak 98 kali merujuk kepada penerimaan akan Kristus (Yoh. 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental dan akal), yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh hidup kepada Dia.
Ungkapan menyembah (Yun, proskuneusin) bukan hanya terjadi sesaat tetapi haruslah dilakukan secara terus menerus dalam keintiman (intimacy) dengan menggunakan segenap totalitas diri (dalam roh) yang meliputi kesadaran emosi, jiwa, pikiran, dengan segenap kreasi dan daya cipta, karsa dan rasa; sekaligus juga tetap ada dalam frame kesejatian keilahin Kristus yang sudah tersurat dalam Firman Allah (dalam kebenaran). Dengan demikian suasana penyembahan (baca: ibadah) tidak hanya meliputi pemuasan emosi, jiwa atau pikiran belaka, tetapi juga memperhitungkan keinginan Tuhan sebagai fokus penyembahan.
Beberapa isu yang menjadi pokok pembicaraan antara Yesus dengan wanita Samaria tersebut, yaitu: penyingkapan identitas wanita tersebut (ay. 17-18), tempat penyembahan (ay. 21), keselamatan (ay. 22), sikap menyembah (ay. 23), identitas Allah sebagai pusat penyembahan (ay. 24), serta penegasan identitas Yesus sebagai Mesias (ay. 26). Maksudnya adalah ketika kita membangun suasana penyembahan (ibadah) kepada Allah maka isu-isu di atas harus juga menjadi perhatian dari si penyembah. Dengan demikian menyembah Allah dalam roh dan kebenaran merupakan kegiatan yang bersifat kompleks yang meliputi tiga aspek besar, yaitu: pertama, tempat dan waktu penyembahan; kedua, sikap penyembahan; serta ketiga, sasaran penyembahan. Kesemuanya itu terangkum dalam tawaran keselamatan yang diberikan langsung oleh Sang Mesias.

Tempat dan Waktu Penyembahan
Sentralisasi ritual bangsa Israel, telah mengakibatkan Bait Allah di Yerusalem menjadi tempat yang berkenan bagi Allah, termasuk juga dengan orang Samaria. Pada masa pemerintahan Nehemia, Manasye, seorang cucu imam besar, yang mneikahi putri gubernur Sanbalat, diusir dari negeri itu dan lari ke Samaria, serta membangun rumah ibadat “tandingan” di atas gunung Gerizim. Dia mendirikan sebuah agama tandingan dengan menjadikan Samaria sebagai kiblat ibadah dan penyembahan.
Dalam master plan Allah tentang masa depan dunia (eskatologi), telah tersedia tempat yang nantinya akan menjadi sentral penyembahan. Kerajaan Allah akan berlangsung pada masa depan, tetapi sudah mulai terealisasi pada masa kini, seperti yang Yesus nyatakan: … saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang (Yoh. 4:23). Terdapat dualisme pengertian yang terkandung dalam penyataan Yesus. Yesus sedang berbicara tentang eskatologi, tetapi juga menyatakan peristiwa yang sedang berlangsung masa kini, hal ini biasa disebut realized eschatology. Konsep teologi yang keliru memberi penafsiran bahwa eskatologi (realisasi rencana Allah untuk masa depan) tidak akan terjadi, sebab Alkitab bahkan Yesus sendiri memberi jaminan akan datangnya eskatologi. Seperti yang dinyatakan oleh Sappington:
… sama seperti kitab Perjanjian Baru yang lain, pengajaran eskatologis Injil Yohanes meliputi baik unsur-unsur yang akan digenapi pada masa kini maupun unsur-unsur yang akan digenapi pada masa yang akan datang. Penekanan Injil Yohanes memang lebih pada penggenapan masa kini dari pada masa yang akan datang, tetapi kenyataan tersebut tidak berarti berbagai unsur ini saling bertentangan, justru unsur-unsur ini saling melengkapi sehingga eskatologi Perjanjian Baru sangat kaya dan kompleks.

Intinya adalah penyembahan (ibadah) yang benar bukanlah sebuah sistem sentralisasi yang diatur menurut kebijaksanaan dan pertimbangan manusia, tetapi merupakan interpersonal relationship antara manusia dan Allah yang dibangun tanpa ada jurang pemisah antara Allah dan manusia, manusia dengan manusia, manusia dengan ciptaan-Nya. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari penerimaan pribadi terhadap tawaran keselamatan yang diberikan Sang Mesias.
Pemaparan ini bukan juga harus diartikan untuk menghilangkan gereja (gedung). Maksudnya adalah gereja (sistem organisasi) haruslah menjembatani umat dalam membangun hubungan dengan Allah, sesama dan ciptaan Allah. Gereja (sistem organisasi) haruslah menjadi sarana yang efektif untuk memperjumpakan umat manusia dengan Sang Mesias, melalui, diakonia, marturia, koinonia, liturgia dan teologia, menurut konteksnya masing-masing sambil memampukan anggota gereja (organisme gereja) untuk bertumbuh imannya secara benar dan dalam terhadap Kristus.

Sikap Penyembahan
Dalam argumentasinya, Yesus berkata: “penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.” (Yoh. 4:23). Merujuk kepada semangat-Nya untuk memperbaiki konsep sentralisasi penyembahan, ritual fisik yang penuh simbolisme serta tradisi turun-tenurun yang dimiliki wanita Samaria, ke arah penyembahan yang benar. Pembenaran tidak lagi bergantung pada formalitas fisik, tetapi pada interpersonal relationship antara Allah dan manusia. Argumentasi Yesus tersebut merujuk pada nilai kebenaran para penyembah pada posisi “dalam” keintiman dengan Allah, sebab Allah adalah Roh dan haruslah disembah dalam roh dan kebenaran. Adanya keterkaitan hubungan yang jelas antara yang Allah Sang Superior dengan umat-Nya, yang meliputi hubungan yang intim dan intrinsik.
Dengan demikian menyembah (proskuneusin) Allah bukan hanya sekedar tindakan literal membungkukkan untuk menunjukan rasa hormat, yang dalam pemikiran Yudaism ditambahkan pengertiannya dengan sikap membungkukan diri, untuk mencium, untuk melayani dan untuk menyembah. Selanjutnya pengertian tersebut diwujudkan sebagai respon gereja terhadap natur Allah. Penyembahan orang percaya seharusnya ada dalam roh dan kebenaran, maksudnya adalah memiliki kesatuan intrinsik antara Allah, yang adalah Roh dan Benar, lahir dari hati seorang penyembah sejati, yang penuh penaklukkan diri atas kebesaran Tuhan.

Sasaran Penyembahan
Penyembahan yang dikerjakan oleh umat ditujukan kepada Allah yang adalah Roh, sebagai Pribadi yang Maha Tahu (Ay. 17), Maha Hadir (ay. 23-24), yang keberadaannya tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Konteks teks Firman Tuhan berbicara tentang seorang wanita Samaria yangs edang berpikir tentang objek penyembahan. Penyembahan Yahudi yang menuntut sentralisasi pada Sang Yahweh ataukah cara Samaria yang dilakukan dalam ketidak jelasan arah, seperti yang diungkapkan oleh Arthur:
Cara penyembahan Samaria dilakukan dalam ketidak tahuan. Pengetahuan rohani orang samaria terbatas karena mereka menolak semua Perjanjian Lama, kecuali Pentateuch. Agama mereka diwarnai oleh penyembahan yang bergairah tanpa informasi yang benar. Mereka menyembah dalam roh, tetapi tidak dalam kebenaran.

Penyembahan (ibadah) yang dilakukan gereja saat ini seharusnya bukanlah sebuah sentralisasi formalitas atau pelaksanaan ritual dengan simbol-simbol kekudusan semu, tetapi lebih kepada pengangungan karya Allah yang dinikmati secara pribadi dalam hubungan intrinsik, personal tetapi nyata dan dibangun dalam keindahan persekutuan. Penyembahan yang dikerjakan kepada Allah, merupakan hasil dari pembenaran yang dikerjakan oleh Allah, sehingga menjadi satu dalam roh dan kebenaran.

Menyembah Allah sebagai Sang Superior merupakan bagian dari dinamika gerak hidup umat Allah, tanpa itu kegersangan dan kemandulanlah yang akan menjadi bagian realita hidup. Rentang sejarah panjang telah membawa serta memberi sumbangan terhadap realita penyembahan, entahkah pengaruh yang baik ataupun sebaliknya. Gagasan penyembahan sudah menjadi bagian yang melekat dengan gereja masa kini.
Kemajuan zaman telah beriringan membawa banyak perubahan dalam gereja, termasuk pola penyembahan dan ibadah. Dimulai dari keadaan yang penuh kesederhanaan dan khusuk sampai gemerlapan dengan alat musik dan selebriti. Tentu saja semuanya itu akan memberi pengaruh, entahkan pengaruh baik ataupun pengaruh negatif.
Pada akhirnya prinsip menyembah Allah yang sejati adalah terbentuknya interpersonal relationship yamng tidak dibatasi waktu dan ruang antara Allah dan manusia, yang tercipta bukan karena usaha manusia tetapi karena tindakan aktif dari Allah untuk memperkenankan terbukanya suasana penyembahan kepada-Nya. Tindakan Allah tersebut bertujuan untuk memberi nilai kebenaran kepada manusia sehingga hubungan antara manusia dan Allah ada dalam keadaan sinergis. Bentuk penyembahan seperti ini seharusnya menjadi budaya dalam gereja, buka lagi terpaku pada simbolitas ritual, formalitas hubungan ataupun kesemuan ibadah. Oleh karena itu marilah kita menyembah Allah dalam roh dan kebenaran.





Selasa, Februari 24, 2009

Refleksi


MENGATASI MASALAH TANPA MASALAH
KELUARAN 16: 4 – 5

Pendahuluan:
Keputusan untuk mengikut Yesus adalah peristiwa penting bagi manusia dalam sejarah hidupnya. Saat-saat penting ini akan menjadi patokan ke arah mana sejarah dibuat, apakah ke arah keselamatan atau kebinasaan? Dengan menjadikan Yesus sebagai juruselamat, tentu saja hidupnya akan mengarah pada keselamatan. Tetapi keputusan untuk menjadikan Yesus sebagai juruselamat dan komitmen untuk mengikuti-Nya tidaklah menjadi tiket untuk berada di jalan bebas hambatan. Masalah akan tetap datang sebagai realita. Jadi sangat penting untuk menemukan solusi atas masalah.
Konteks bacaan hari ini adalah suatu keadaan dimana bangsa Israel sedang menghadapi beberapa masalah sekaligus, antara lain : (1) masalah perut (ay. 3); bekal makanan yang dibawa dari Mesir sepertinya sudah habis. (2) masalah mentalitas. (3) masalah kepemimpinan (ay. 2). Untunglah Alkitab melalui perjalanan bangsa Israel, memberikan langkah-langkah yang membawa pada upaya penyelesaian masalah. Jawaban Tuhan atas bangsa Israel sekaligus menjadi solusi tentang bagaimana mengatasi masalah tanpa masalah.

A. Fokus Pada Allah.
Keadaan sulit di padang gurun Sin membuat Israel bersungut-sungut dan mengharapkan kematian (ay. 3). Mereka berpikir bahwa kematian dapat menyelesaikan masalah. Dalam kondisi seperti ini perbudakan Mesir yang dapat menyebabkan kematian lebih baik dari pada kemerdekaan. Masalah perut membuat Israel berpikir seperti itu. Keadaan seperti ini banyak terjadi di masyarakat masa kini. Tidak jarang hanya karena persoalan perut, nyawa bisa jadi taruhan; bahkan sudah terlalu sering terjadi peristiwa bunuh diri karena alasan perut.
Dalam kondisi seperti ini TUHAN menunjukan eksistensi diri-Nya dengan membuat sebuah proklamasi: “sesungguhnya Aku ..” (ay. 4). Sebuah proklamasi tentang keberadaan TUHAN yang setia, berbelas asih dan bertanggung jawab. TUHAN yang memanggil Israel menunjukan bahwa Ia setia dan tidak pernah menyesal dengan panggilan-Nya. Hal yang sama juga ketika Ia telah memilih masing-masing orang yang percaya kepada-Nya (Ef. 1:4), pasti Ia setia. Dalam kelaparan, TUHAN menunjukan karakter-Nya yang berbelas asih, dengan menyediakan hujan roti dari langit (ay. 4). Dalam kesusahan, TUHAN menunjukan bahwa Ia bertanggung jawab atas panggilan-Nya.
Hal penting yang harus diperhatikan disini adalah apakah umat tetap fokus pada Allah. Daripada bersungut-sungut, putus asa atau malah mengharapkan kematian, akan lebih berharga bila umat menanti dengan sabar pertolongan TUHAN. Sebab Ia adalah TUHAN yang setia, berbelas asih dan bertanggung jawab.

B. Fokus pada Firman-Nya
Allah dalam kesetiaan, rasa belas asih dan tanggung jawab-Nya kemudian memenuhi kebutuhan bangsa Israel. Allah sekali lagi mengerjakan mujizat-Nya dengan jalan memberikan mana sorgawi. Beberapa tafsiran yang muncul berkenaan dengan mana ini, antara lain: (1) ada semacam pohon yang memiliki getah yang berasa manis; permasalahannya adalah saat itu bangsa Israel sedang berada di padang gurun Sin, jadi tidak mungkin ada pepohonan. (2) ada sejenis serangga (seperti tawon) yang bisa mengeluarkan lendir berasa manis; permasalahannya adalah butuh berapa banyak serangga yang dibutuhkan agar masing-masing kepala keluarga dapat mengumpulkan masing-masing segomer/orang (satu gomer = 3,6 liter). Intinya adalah mana yang diperoleh Israel merupakan bagian dari berkat (mujizat) Allah.

C. Fokus pada Pengendalian Diri
Hal ketiga yang harus dikerjakan orang percaya dalam mengatasi masalah adalah berupaya untuk mengendalikan diri. Setelah menyediakan mana, Tuhan meminta agar umat-Nya mencukupi kebutuhannya. Orang Israel telah memberikan contoh tentang kegagalan mereka dalam mengontrol diri berkaitan dengan berkat Tuihan. Pada bagian Alkitab yang lain (Bil. 11:32-34). Dari teks tersebut jelas terlihat akibat yang dialami oleh mereka yang tidak dapat mengendalikan diri mereka. Orang Israel ternyata gagal dalam meresponi berkat Allah dalam kehidupan mereka, kegagalan ini terjadi karena tidak adanya self control. Sebagai akibatnya, perut mereka menjadi kuburan bagi mereka sendiri.



Pertanyaan reflektif
Kita sebagai orang percaya telah dimerdekakan atau dibebaskan dari dosa-dosa oleh Allah melalui karya Yesus Kristus dan menerima berkat-berkatNya setiap hari. Apa yang harus kita lakukan sebagai respon atas anugerah dan berkat Allah tersebut?

Jawaban:
Akibat langsung dari berkat (mujizat) itu adalah Allah menuntut Israel untuk hidup menurut hukum-Nya (ay. 4). Hukum tersebut kemudian dijabarkan pada ayat 16 – 24. Hukum atau aturan ini merupakan bagian dari bentuk pemeliharan Allah atas umat-Nya. Ketika hukum ini dilanggar tentu saja ada disiplin Allah yang akan dijatuhkan atas mereka. Demikian juga dengan kehidupan orang percaya masa kini. Tuhan telah menjadikan umat-Nya sebagai orang-orang yang merdeka,tapi kemerdekaan itu bukan berarti umat dapat melepaskan diri dari tuntutan hukum Tuhan. Oleh karena itu Allah menyediakan firman dalam wujud tulisan (Alkitab) agar umat bisa menjadikannya sebagai pegangan hidup. Tepatlah pesan yang ditinggalkan Paulus kepada Timotius dalam 2 Timotius 3:16 – 17, yang berbunyi: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Dalam menghadapi kesulitan hidup,permasalahan dan kekurangan, kita dituntut untuk dapat tetap mengendalikan diri kita. Bagaimana jika kita ada dalam kelimpahan atau kecukupan berkat,apakah pengendalian diri tetap penting?

Jawaban:
Tentu tetap penting.
Dalam kelimpahan berkat ada tuntutan untuk hidup sesuai dengan porsi. Maksudnya adalah ada tuntutan secara tidak langsung dari Allah, agar sebagai orang percaya yang senantiasa menerima berkat Tuhan kita harus berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan berkat-Nya menurut porsi yang Tuhan berikan kepada kita. Sebagai contoh sederhana, apabila kita diperhadapkan dengan makanan yang berlimpah, penting bagi kita untuk tetap mengontrol porsi makan, agar tidak menderita obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol, sakit jantung dan lainnya.
Self control diperlukan agar orang percaya dapat menghadapi masalah dengan tenang, tidak panik, penuh pertimbangan, menjadi bijaksana dalam menghadapi masalah
Saat ini kita sedang dikondisikan untuk tidak mampu mengontrol diri. Seseorang ketika mendapat “lahan basah” memanfaatkan kesempatan itu untuk memperkaya diri, sehingga ia terjebak dengan korupsi. Masih banyak contoh lain yang dapat diajukan sebagai akibat dari ketiadaan upaya untuk mengontrol diri. Pertanyaannya adalah sejauh mana kita bisa mengontrol/mengendalikan diri kita? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.


Penutup/Kesimpulan
Melalui pengalaman bangsa Israel, umat TUHAN masa kini diajar untuk dapat menyelesaikan masalahnya tanpa menimbulkan masalah baru. Dari perenungan hari ini tiga sikap yang dapat diambil untuk mengatasi masalah tanpa menghasilkan masalah baru. Pertama; Fokus pada Allah berarti umat berkeputusan untuk senantiasa peka terhadap jawaban TUHAN. Dengan perkataan lain setiap keputusan yang dihasilkan untuk menjawab masalah apapun seharusnya sudah merupakan hasil dari kepekaan atas kehendak Tuhan dalam diri umat-Nya. Kedua; Fokus pada Firman-Nya berarti umat harus senantiasa aktif paling tidak membaca, merenungkan dan terlebih menjadikan firman itu sebagai satu-satunya kebenaran dalam hidup. Dalam hal ini ada tuntutan kepada umat untuk lebih lagi menjadikan firman-Nya (Alkitab) sebagai kompas untuk menuntut hidup ke arah kebenaran. Ketiga; senantiasa berusaha untuk mengendalikan diri. Dengan perkatan lain pengendalian diri diperlukan sehingga setiap keputusan yang diambil sudah merupakan hasil pertimbangan yang matang dan bijak. TUHAN memberkati kita dalam menghadapi dan menyelesaikan masalahnya masing-masing, amin.

Senin, Februari 23, 2009

Peristiwa

Peristiwa Penting dalam Sejarah Gereja
(setelah wafatnya Kristus)

33 M Peristiwa Pantekosta pertama, turunnya Roh Kudus ke atas para rasul. Santo Petrus berkhotbah di Yerusalem; 3000 orang dibaptis menjadi komunitas Kristen yang pertama. Santo Stefanus, deakon, dirajam dengan batu sampai mati di Yerusalem. Dia dihormati sebagai martir Kristen yang pertama.
34 M Santo Paulus, yang sebelumnya dikenal sebagai Saulus, penindas umat Kristen, bertobat dan dibaptis. Setelah tiga tahun hidup sendirian di gurun, dia bergabung dengan kelompok para Rasul. Dia melakukan tiga perjalanan misionaris utama dan dikenal sebagai Rasul bagi kaum non-Yahudi. Dia dipenjarakan dua kali di Roma dan dipenggal disana antara tahun 64-67.
39 M Kornelius, orang Yunani, dan keluarganya dibaptis oleh Santo Petrus, sebuah kejadian penting yang melambangkan misi Gereja kepada segenap manusia.
42 M Penindasan umat Kristen di Palestina terjadi pada pemerintahan raja Herodes Agrippa. Santo Yakobus bin Zebedeus, rasul pertama yang terbunuh menjadi martir, dipenggal kepalanya pada tahun 44. Santo Petrus dipenjarakan untuk beberapa waktu. Banyak umat Kristen melarikan diri ke Antiokia, menandakan awal dari penyebaran Kristen melampaui batas-batas wilayah Palestina. Di Antiokia, para pengikut Kristus untuk pertama kalinya disebut dengan sebutan Kristen.
49 M Umat Kristen di Roma, yang waktu itu dianggap sebagai bagian dari sekte Yahudi, sangat terpukul oleh dekrit yang dikeluarkan oleh kaisar Claudius yang isinya melarang ibadat Yahudi di sana.
51 M Konsili Yerusalem, dimana semua Rasul hadir dibawah pimpinan Santo Petrus, menyatakan bahwa sunat, aturan makanan, dan berbagai peraturan hukum Musa tidak diharuskan bagi kaum non-Yahudi yang menjadi Kristen. Dekrit yang penting ini dikeluarkan sebagai reaksi atas kaum Yahudi-Kristen yang memaksa bahwa umat Kristen harus mengikuti aturan hukum Musa untuk diselamatkan.
64 M Penindasan dimulai di Roma dibawah caesar Nero, dimana sang caesar memulai kebakaran yang menghanguskan setengah kota Roma, lantas memfitnah umat Kristen.
64 - 67 M Santo Petrus wafat sebagai martir di kota Roma selama penindasan oleh Nero. Dia mendirikan keuskupan di sana dan menghabiskan tahun-tahun terakhirnya disana setelah berkhotbah di Yerusalem, mendirikan keuskupan di Antiokia, dan memimpin Konsili Yerusalem.
70 Penghancuran kota Yerusalem oleh Titus
88 - 97 Masa jabatan Paus Santo Clement I, penerus ketiga setelah Petrus sebagai Uskup Roma. Beliau adalah salah satu Bapa Apostolik Gereja. Surat Pertama kepada umat di Korintus, ditulis oleh Gereja di Roma kepada Gereja di Korintus, untuk menyelesaikan persengketaan penyingkiran Uskup yang sah di Korintus. Caesar Domitian menindas umat Kristen, terutama di kota Roma.
100 Wafatnya Santo Yohanes, Rasul dan Evangelis, menandai berakhirnya jaman Para Rasul dan generasi pertama Gereja. Pada akhir abad tersebut, Antiokia, Alexandria, Efesus di Timur, dan Roma di Barat, semuanya telah merupakan pusat populasi Kristen dan pengaruh Kristen.
107 Santo Ignatius dari Antiokia menjadi martir di Roma. Dia adalah penulis Kristen pertama yang menggunakan kata "Gereja Katolik"
112 Caesar Trajan, dalam jawabannya terhadap Pliny, gubernur wilayah Bithynia, memerintahkannya untuk tidak mengejar umat Kristen, tetapi menghukum mereka jika mereka menolak untuk menghormati dewa-dewa Romawi di hadapan umum. Jawaban resmi ini menjadi standar perlakuan magistrat Romawi dalam berurusan dengan umat Kristen.
117-138 Penindasan dibawah kaisar Hadrian. Banyak dari Kisah-kisah para martir berasal dari periode ini.
125 Penyebaran ajaran Gnostikisme, suatu kombinasi dari ajaran filosofi Plato dan agama-agama misterius dari Timur. Para pengikutnya mengaku bahwa prinsip-prinsip pengetahuan yang rahasia memberikan pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan dengan wahyu Ilahi dan iman. Salah satu tema Gnostik, menyangkal ke-Allah-an Yesus, sementara yang lainnya menyangkal kemanusiaan Yesus, dan menganggapnya hanya penampilan belaka. (Docetisme, Fantasiaisme)
144 Pengucilan Marcion, uskup dan penyeleweng ajaran iman, yang mengaku bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sama sekali bertolak belakang dan tidak berhubungan sama sekali, dan bahwa tidak ada hubungan antara Allah orang Yahudi dan Allah orang Kristen, dan bahwa Kanon Alkitab hanya terdiri dari sebagian Injil Lukas dan 10 surat-surat Santo Paulus. Marcionisme berhasil diatasi oleh Roma pada tahun 200 dan dikutuk oleh konsili di Roma pada tahun 260, tetapi penyelewengan ini masih muncul hingga beberapa abad di wilayah Timur dan masih punya pengikut hingga Abad Pertengahan.
155 Santo Polycarp, Uskup Smyrna dan murid Santo Yohanes Penginjil, wafat sebagai martir.
156 Mulai munculnya Montanisme, semacam ekstrimisme religius. Ajaran-ajarannya terutama adalah kedatangan Yesus yang kedua kalinya, penyangkalan terhadap kekudusan Gereja dan kuasa untuk mengampuni dosa, dan moralitas religius yang berlebihan. Penyelewengan ini yang dipimpin oleh Montanus dari Phrygia dan yang lain-lain, dikutuk oleh Paus Santo Zephyrinus (199-217)
161-180 Masa pemerintahan Marcus Aurelius. Penindasan olehnya yang dimulai setelah terjadinya bencana-bencana alam, lebi kejam dibanding para pendahulunya.
165 Santo Justinus, salah satu penulis penting Gereja perdana, menjadi martir di Roma.
180 Santo Irenaeus, Uskup Lyons dan salah satu teolog besar masa itu, menulis Adversus Haereses (Melawan Para Penyeleweng/kaum heretiks). Dia menyatakan bahwa ajaran dan tradisi oleh Tahta Roma adalah standar bagi kepercayaan Kristen.
196 Kontroversi menyangkut tanggal perayaan Paskah - hari Minggu, menurut tradisi Barat, atau tanggal 14 dari bulan Nisan (dalam kalender Yahudi), tidak peduli hari apa, sesuai praktek di Timur. Kontroversi ini tidak selesai pada saat itu. Didache, adalah rekaman penting kepercayaan Kristen, praktek ibadat dan pemerintahan, pada abad pertama. Bahasa Latin diperkenalkan sebagai salah satu bahasa liturgi di Barat. Bahasa-bahasa liturgi lainnya adalah Aram dan Yunani. Sekolah Katekis Alexandria, didirikan di pertengahan abad kedua, memperluas pengaruhnya menyangkut pelajaran doktrin dan instruksi dan interpretasi/penafsiran Alkitab.
202 Penindasan terhadap umat Kristen oleh kaisar Septimius Severus yang ingin mendirikan satu agama sederhana yang sama di seluruh wilayah kekaisaran.
206 Tertulianus, yang masuk agama Katolik sejak tahun 197 dan merupakan penulis Gerejawi besar yang pertama dari tradisi Latin, bergabung dengan kaum pembangkang Montanis. Dia meninggal pada tahun 230
215 Meninggalnya Santo Clement dari Alexandria, guru dari Origen dan bapa pendiri sekolah teologi Alexandria.
217-235 Santo Hippolytus, sang anti-paus pertama. Dia bersatu kembali dengan Gereja sewaktu berada dalam penjara selama penindasan tahun 235.
232-254 Origen mendirikan Sekolah Teologi di Kaisarea setelah mengalami pembuangan di tahun 231 sebagai kepala sekolah Alexandria. Dia meninggal di tahun 254. Dia adalah seorang pakar dan penulis yang menghasilkan banyak karya tulis. Dia adalah salah seorang pendiri teologi sistematik dan membawa pengaruh yang luas selama waktu yang lama.
242 Manicaeisme muncul di Persia, adalah kombinasi beberapa kesalahan ajaran yang berasumsi bahwa dua prinsip utama (kebaikan dan kejahatan) bekerja dalam karya penciptaan dan kehidupan, dan bahwa tujuan utama dari perjalanan manusia adalah pembebasan dari kejahatan (materi). Ajaran ini menyangkal kemanusiaan Kristus, sistem sakramental, otoritas Gereja (dan negara), dan mendukung suatu tata moral yang mengancam ketentraman sosial. Pada abad ke-12 dan ke-13, ajaran ini muncul kembali sebagai Albigensianisme dan Katharisme.
249-251 Penindasan oleh Decius. Banyak diantara orang-orang yang murtad selama penindasan, memohon untuk diterima kembali oleh Gereja pada tahun 251. Sri Paus Santo Kornelius setuju dengan Santo Cyprianus bahwa kaum lapsi (orang-orang yang murtad) ini diterima kembali kedalam Gereja setelah memenuhi persyaratan penitensi yang telah ditentukan. Dilain pihak, anti-paus Novatianus bersikeras bahwa orang-orang yang murtad dari Gereja selama penindasan dan/atau mereka yang bersalah atas dosa berat setelah pembaptisan tidak dapat dimaafkan dan diterima kembali dalam persekutuan dengan Gereja. Ajaran salah ini ditolak keras oleh Synod Romawi pada tahun 251.
250-300 Neo-Platonisme oleh Plotinus dan Porphyry bertambah pendukungnya
251 Novatianus, sang anti-paus, dikecam di Roma.
256 Sri Paus Santo Stefanus I menerima validitas pembaptisan yang dilakukan secara sebagaimana mestinya, meskipun dilakukan oleh kaum penyeleweng Gereja, dalam dokumen Kontroversi Pembaptisan-ulang.
257 Penindasan terhadap umat Kristen oleh kaisar Valerianus, yang berusaha menghancurkan Gereja sebagai suatu struktur sosial.
258 Santo Cyprianus, Uskup Kartago, menjadi martir.
260 Santo Lucianus mendirikan Sekolah Teologi Antiokia, sebuah pusat studi Alkitab yang berpengaruh. Sri Paus Santo Dionisius mengecam Sabellianisme, yang serupa dengan Modalisme (seperti juga Monarchianisme dan Patripassianisme). Ajaran sesat ini menyatakan bahwa Bapa, Putera, dan Roh Kudus bukanlah personifikasi Allah yang berbeda, tetapi adalah tiga mode dan manifestasi-diri oleh Allah yang satu. Santo Paulus dari Thebes menjadi pertapa.
261 Gallienus mengeluarkan dekrit toleransi yang mengakhiri secara umum penindasan yang berlangsung selama 40 tahun.
292 Diocletianus membagi Kekaisaran Romawi menjadi Timur dan Barat. Pembagian tersebut memperkuat perbedaan-perbedaan politik, kultur, dan lain-lainnya antara dua bagian Kekaisaran dan selanjutnya mempengaruhi perkembangan yang berbeda dalam Gereja di Timur dan di Barat. Prestise Roma mulai menurun.
303 Penindasan dilanjutkan oleh Diocletianus. Penindasan ini mencapai puncaknya pada tahun 304.
305 Santo Antonius dari Heracles mendirikan yayasan bagi para biarawan-pertapa di dekat Laut Merah, Mesir.
306 Peraturan lokal yang pertama menyangkut hidup selibat religius diberlakukan oleh sebuah konsili yang dilaksanakan di Elvira, Spanyol. Para uskup, imam, deakon dan para pelayan lainnya dilarang untuk memiliki istri.
311 Suatu dekrit toleransi dikeluarkan oleh Galerius atas desakan Konstantinus Agung dan Licinius secara resmi mengakhiri penindasan terhadap umat Kristen di Barat. Masih terjadi penindasan di wilayah Timur.
313 Dekrit Milan dikeluarkan oleh Konstantinus dan Licinius, mengakui agama Kristen sebagai agama yang sah dalam wilayah kekaisaran Romawi.
314 Suatu konsili di Arles mengutuk Donatisme, dan menyatakan bahwa pembaptisan yang dilakukan oleh para penyeleweng Gereja sebagai sah, dengan pertimbangan pada prinsip sakramen yang mendapatkan efektivitasnya dari Kristus, bukan dari kondisi spiritual sang pelayan iman. Ajaran sesat ini (Donatisme) kembali dikutuk oleh konsili yang dilaksanakan di Kartago pada tahun 411.
318 Santo Pachomius mendirikan dasar pertama dari hidup senobis (bersama), kebalikan dari hidup soliter para pertapa di wilayah Mesir utara.
325 Konsili Ekumenikal Nikea I. Keputusannya yang terutama adalah pengutukan terhadap ajaran Arianisme, salah satu ajaran sesat yang paling membahayakan Gereja, yaitu yang menyangkal ke-Allahan Yesus. Heresi ini ditimbulkan oleh Arius dari Alexandria, seorang imam. Kaum Arian dan beberapa variasinya mempropagandakan ajaran mereka secara luas dan mendirikan hirarki gerejawi sendiri dan menimbulkan kegoncangan di dalam Gereja selama beberapa abad. Konsili ini turut berperan dalam formulasi Kredo Nikea (Syahadat Nikea-Konstantinopel). Hasil-hasil lainnya dari konsili Nikea I adalah tanggal perayaan Paskah yang tetap (tidak berubah-ubah), dan dikeluarkannya peraturan-peraturan disiplin untuk para imam, dan mengadopsi pemisahan sipil wilayah kekaisaran sebagai model bagi organisasi yurisdiksi dalam tubuh Gereja.
326 Dengan dukungan dari Santa Helena, ibunda kaisar Konstantinus, Salib Benar yang digunakan untuk menyalibkan Kristus ditemukan.
337 Peristiwa pembaptisan dan wafatnya kaisar Konstantinus.
342 Dimulainya masa penindasan 40 tahun di wilayah Persia.
343-344 Konsili Sardica menguatkan doktrin yang diformulasikan oleh konsili Nikea I dan juga menyatakan bahwa para Uskup memiliki hak petisi kepada Sri Paus sebagai otoritas tertinggi dalam Gereja.
361-363 Kaisar Julianus yang murtad, melancarkan kampanye yang gagal melawan Gereja dalam usahanya untuk mengembalikan paganisme sebagai agama resmi kekaisaran.
365 Penindasan terhadap kaum Kristen ortodoks oleh Kaisar Valens di wilayah Timur.
376 Permulaan invasi oleh kaum barbar di wilayah Barat.
379 Wafatnya Santo Basil, Bapa Monastisisme (hidup membiara) di Timur. Tulisan-tulisannya memberi sumbangan besar bagi perkembangan tata aturan hidup kaum religius.
381 Konsili Ekumenikal Konstantinopel I. Konsili ini mengecam berbagai variasi Arianisme, termasuk juga Macedonianisme, yang menyangkal ke-Allahan Roh Kudus. Konsili ini turut berperan dalam formulasi Kredo Nikea, menyetujui suatu kanon yang mengakui Konstantinopel sebagai Tahta kedua setelah Roma dalam hal wibawa dan kehormatan.
382 Penentuan Kanon Kitab Suci, yaitu daftar resmi kitab-kitab yang dinyatakan sebagai wahyu Allah dalam Alkitab, dalam Dekrit Sri Paus Santo Damasus dan dipublikasikan oleh Konsili regional di Kartago pada tahun 397. Kanon tersebut didefinisikan secara resmi oleh Konsili Trente pada abad ke-16.
382-406 Santo Yeremia menterjemahkan Kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Latin. Hasil karyanya disebut sebagai Alkitab versi Vulgata.
410 Kaum Visigoth dibawah pimpinan Alaric memporak-porandakan kota Roma. Bala-tentara Romawi yang terakhir meninggalkan wilayah Inggris. Menurunnya kekaisaran Romawi kira-kira sejak masa ini.
430 Wafatnya Santo Agustinus yang menjabat sebagai Uskup Hippo selama 35 tahun. Dia adalah pendukung kuat doktrin-doktrin yang ortodoks terhadap Manicaeisme, Donatisme, Pelagianisme. Tulisan-tulisannya yang mendalam dan meliputi aspek yang luas membuatnya sebagai pengaruh yang dominan dalam pemikiran Kristen selama berabad-abad.
431 Konsili Ekumenikal Efesus. Konsili ini mengutuk Nestorianisme, ajaran sesat yang menyangkal persatuan sifat keAllahan dan kemanusiaan dalam Kristus. Konsili ini mendefinisikan gelar Maria sebagai Theotokos (Pembawa Allah), juga gelar Bunda Putera Allah yang menjadi Manusia, dan mengutuk Pelagianisme. Ajaran sesat Pelagianisme, bermula dari asumsi bahwa Adam memiliki hak alami terhadap hidup supernatural, berpegang bahwa manusia bisa mendapatkan penyelamatan lewat usaha-usaha dari kekuatannya yang alami dan kehendak bebas. Ajaran ini meliputi kesalahan terhadap pemahaman dosa asa, makna dari rahmat dan hal-hal lainnya. Variasi ajaran Pelagianisme lainnya juga dikutuk oleh sebuah konsili di Orange pada tahun 529.
432 Santo Patrick tiba di Irlandia. Pada saat wafatnya di tahun 461, nyaris seluruh negeri itu telah memeluk Katolik, didirikannya banyak biara-biara dan terbentuknya hirarki Gereja di sana.
438 Peraturan Theodosian, suatu kompilasi dekrit-dekrit bagi kekaisaran, yang dikeluarkan oleh Theodosius II. Peraturan ini membawa pengaruh besar bagi perundang-undangan sipil dan gereja.
451 Konsili Ekumenikal Kalsedon. Keputusan utamanya yaitu pengutukan ajaran sesat Monofisit (yang juga disebut Eutisianisme), yang menyangkal kemanusiaan Kristus dengan berpegang bahwa Yesus hanya memiliki satu sifat, yaitu keAllahannya.
452 Sri Paus Santo Leo Agung membujuk Atilla pemimpin orang-orang Hun untuk membiarkan kota Roma.
455 Kaum gerombolan penyerang dibawah pimpinan Geiseric memporak-porandakan kota Roma.
484 Patriark Acacius dari Konstantinopel di-ekskomunikasi setelah dia menanda-tangani Henoticon, suatu dokumen yang berisi pengakuan (kapitulasi) terhadap ajaran sesat Monofisit. Ekskomunikasi ini memicu Skisma Acacian yang berlangsung selama 35 tahun.
494 Sri Paus Santo Gelasius I menyatakan dalam suratnya kepada Kaisar Anastasius bahwa seorang Paus memiliki kuasa dan otoritas melebihi seorang kaisar dalam hal-hal spiritual.
496 Clovis, Raja Franks, memeluk agama Katolik dan menjadi pembela Kristen di wilayah Barat. Rakyat Franks menjadi pemeluk Katolik.
520 Biara-biara di Irlandia berkembang pesat sebagai pusat kehidupan spiritual, pelatihan para misionaris, dan kegiatan akademis lainnya.
529 Konsili Orange II mengutuk semi-Pelagianisme.
529 Santo Benediktus mendirikan Biara Monte Cassino. Beberapa tahun sebelum ia wafat di tahun 543 dia menulis peraturan hidup membiara yang membawa pengaruh besar dalam pembentukan formasi dan tata-cara kehidupan religius. Dia dipanggil sebagai Bapa Monastisisme (kehidupan membiara) dari Barat.
533 Yohanes II menjadi Paus pertama yang mengganti namanya. Praktek ini tidak menjadi tradisi sampai masa Sergius IV (tahun 1009).
533-534 Kaisar Justinianus mewartakan Corpus Iuris Civilis kepada seluruh Romawi. Seperti juga perundangan Theodosian, perundangan ini selanjutnya juga mempengaruhi hukum sipil dan gereja.
545 Wafatnya Dionisius Exiguus yang merupakan orang pertama yang melakukan penanggalan sejarah sejak kelahiran Kristus, yang nantinya menghasilkan penggunaan singkatan BC (sebelum Kristus) dan AD (sesudah Kristus). Perhitungannya setidaknya telat 4 tahun.
553 Konsili Ekumenikal Konstantinopel II. Konsili ini mengutuk Tiga Pasal, suatu tulisan yang berbau ajaran sesat Nestorianisme, oleh Theodore dari Mopsuestia, Theodoret dari Sirus dan Ibas dari Edessa.
585 Santo Columban mendirikan sebuah sekolah biara yang berpengaruh di Luxeuil.
589 Konsili Toledo, satu yang terpenting diantara beberapa konsili yang diadakan disana. Kaum Visigoth menolak Arianisme dan Santo Leander mulai pengorganisasian Gereja di Spanyol.
590-604 Masa jabatan Sri Paus Santo Gregorius I Agung. Dia menetapkan format dan gaya kepausan yang terus bertahan hingga abad pertengahan. Dia membawa pengaruh yang besar terhadap doktrin dan liturgi. Dia juga adalah pendukung berat disiplin kehidupan membiara dan selibat religius. Tulisannya yang banyak mencakup banyak topik. Lagu Gregorian disebut demikian sebagai penghormatan terhadapnya.
597 Wafatnya Santo Columba. Dia mendirikan sebuah biara penting di Iona, mendirikan banyak sekolah-sekolah dan melakukan karya misionaris yang menonjol di Skotlandia. Pada akhir abad itu, biara-biara bagi kaum wanita sudah banyak terdapat. Monastisisme di Barat berkembang pesat sementara monastisisme di Timur, dibawah pengaruh Monofisit dan faktor-faktor lainnya, mulai kehilangan semangatnya.
613 Santo Columban mendirikan biara yang berpengaruh di Bobbio di Italia utara. Dia meninggal disana pada tahun 615.
622 Perjalanan Muhammad dari Mekah ke Media menandai awal mula Islam, yang menjelang akhir abad itu telah meliputi nyaris seluruh wilayah selatan Timur Tengah.
628 Heraclius, Kaisar Romawi Timur, merebut Salib Benar dari orang-orang Persia.
649 Konsili Lateran mengutuk dua rancangan (Ecthesis dan Type) yang dikeluarkan oleh kaisar Heraclius dan Konstans II sebagai cara untuk menyatukan kaum Monofisit dengan Gereja.
664 Tindakan-tindakan Sinod Whitby mendorong pemakaian tradisi Latin di wilayah Inggris, terutama menyangkut perayaan Paskah.
680-681 Konsili Ekumenikal Konstantinopel III. Konsili ini mengutuk Monotelitisme, yang menyatakan bahwa Kristus hanya memiliki satu kehendak, ke-Allahannya. Konsili juga mengkritik Sri Paus Honorius I atas suratnya kepada Sergius, Uskup Konstantinopel, dimana dia membuat pernyataan yang kurang jelas, tetapi bukan suatu pernyataan yang sifatnya infalibel, tentang kesatuan kehendak/karya dalam Kristus.
692 Sinod Trullan. Penetapan disiplin selibat religius dalam Gereja Timur yang membolehkan perkawinan sebelum pentahbisan menjadi deakonat, tetapi melarang perkawinan setelah meninggalnya istri yang bersangkutan. Kanon-kanon anti-Roma turut menyumbang munculnya jurang pemisah antara Timur-Barat. Selama abad ini, pengaruh monastisisme Irlandia dan Inggris bertambah besar di Eropa Barat. Sekolah-sekolah dan pengajaran berkurang. Peraturan-peraturan menyangkut hidup selibat menjadi diperketat di Timur.
711 Kaum Muslim menduduki wilayah Spanyol
726 Kaisar Leo III - orang Isauria - melancarkan kampanye melarang penghormatan terhadap gambar/patung religius dan relikwi. Tindakan ini disebut ikonolasma (penghancuran rupa) dan mengakibatkan timbulnya kekacauan di Timur sampai sekitar tahun 843
731 Sri Paus Gregorius III dan sebuah sinod di Roma mengutuk ikonoklasma, dengan sebuah pernyataan bahwa penghormatan gambar/patung religius sesuai dengan tradisi Katolik
732 Charles Martel mengalahkan pasukan Muslim di Poitiers, dan menghambat majunya pasukan mereka di Barat.
744 Biara Fulda didirikan oleh St.Sturmi, seorang murid Santo Bonifacius. Biara ini sangat berpengaruh dalam evangelisasi di Jerman.
754 Suatu konsili yang didukung oleh 300 uskup-uskup Bizantium mendukung bidaah ikonoklasma. Konsili ini dan keputusannya dikutuk oleh sinod Lateran pada tahun 769. Stephen II (III) dimahkotai sebagai pemimpin Pepin dari kaum Franks. Pepin dua kali menginvasi Italia di tahun 754 dan 756, untuk membela Sri Paus terhadap serangan orang-orang Lombard. Dia menghadiahkan tanah kepada kepausan yang disebut Sumbangan Pepin, dan nantinya diperluas oleh Charlemagne (773) dan menjadi bagian dari negara-Gereja
755 Santo Bonifacius (Windrid) menjadi martir. Dia disebut sebagai Rasul dari Jerman karena karya misionarisnya dan pengorganisasian dari hirarki gereja disana.
781 Alcuin dipilih oleh Charlemagne untuk mengorganisasikan sebuah sekolah istana yang menjadi pusat kepemimpinan intelektual
787 Konsili Ekumenikal Nikea II. Konsili ini mengutuk bidaah ikonoklasma - yang menuduh penghormatan terhadap gambar religius sebagai tindakan penyembahan berhala - juga mengutuk bidaah Adopsionisme yang menyatakan bahwa Kristus bukan Putera Allah secara alami, tetapi melalui adopsi. Konsili ini adalah konsili terakhir yang dianggap ekumenikal oleh Gereja Ortodoks.
792 Konsili di Ratisbon mengutuk bidaah Adopsionisme.
800 Charlemagne dimahkotai sebagai kaisar oleh Sri Paus Leo III pada hari Natal. Egbert menjadi raja Sakson Barat. Dia mempersatukan Inggris dan memperkuat Tahta Canterburry.
813 Kaisar Leo V, orang Armenia, membangkitkan kembali bidaah ikonoklasma, yang bertahan hingga tahun 843
814 Kaisar Charlemagne wafat.
843 Perjanjian Verdun membagi kerajaan Franks bagi tiga cucu-cucu laki-laki Charlemagne.
844 Kontroversi Ekaristi yang melibatkan tulisan-tulisan St.Paskasius Radbertus, Ratramnus dan Rabanus Maurus mendorong perkembangan terminologi menyangkut doktrin Kehadiran Sejati.
846 Pasukan Muslim menginvasi Italia dan menyerang kota Roma.
848 Konsili Mainz mengutuk Gottshalk atas ajaran bidaah mengenai predestinasi. Gottschalk juga dikecam oleh Konsli Quierzy tahun 853.
857 Photius menggeser keduduk Ignatius sebagai Patriarck Konstantinopel. Ini menandai awal mula Skisma Photius, suatu keadaan yang tidak menentu antara hubungan Timur-Barat yang belum diklarifikasi lewat riset historis. Photius, orang yang hebat, wafat tahun 891.
865 Santo Ansgar, rasul bagi Skandinavia, wafat.
869 Santo Siril wafat dan saudaranya Santo Metodius (wafat 885) diangkat sebagai uskup. Rasul-rasul bagi Skandinavia membuat suatu sistem alfabet dan menterjemahkan Injil dan liturgi kedalam bahasa Slavia.
869-870 Konsili Ekumenikal Konstantinopel IV. Konsili ini mengeluarkan kecaman kedua terhadap Ikonoklasma, dan mengecam dan menggulingkan Photius dari kedudukan sebagai Patriark Konstantinopel dan mengembalikan Ignatius sebagai Patriark. Ini adalah konsili ekumenikal terakhir yang diadakan di Timur. Pertama kali disebut ekumenikal oleh para kanonis menjelang akhir abad ke-11.
871-900 Masa pemerintahan Alfred Agung, satu-satunya raja Inggris yang pernah diurapi oleh seorang Paus di Roma.